WahanaNews.co, Jakarta - Hipnotis, sebuah kata yang kerap kali memunculkan gambaran tentang seseorang yang berada di bawah kendali orang lain, kehilangan kesadaran akan sekelilingnya, dan bertindak sesuai perintah si hipnotis.
Dalam banyak kasus, hipnotis digunakan untuk tujuan positif, seperti terapi psikologis atau pengembangan diri. Namun, tidak jarang hipnotis juga disalahgunakan oleh pihak-pihak yang berniat jahat untuk melakukan tindakan kriminal.
Baca Juga:
Dosen UNIAS Dihipnotis saat VCS, Diperas Rp25 Juta: Pelaku Ancam Sebar Video ke Medsos
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui cara-cara menghindari terjebak dalam hipnotis yang tidak diinginkan.
Hipnotis kriminal biasanya dilakukan dengan memanfaatkan kelemahan pikiran seseorang. Para pelaku kejahatan hipnotis seringkali menggunakan teknik-teknik tertentu untuk membuat korban mereka lebih rentan dan mudah dipengaruhi.
Hal ini bisa terjadi di tempat-tempat umum seperti pasar, terminal, atau bahkan di jalan raya.
Baca Juga:
Viral VCS Oknum Dosen, Ini Penjelasan Universitas Nias
Tidak sedikit korban yang mengaku kehilangan barang berharga, uang, atau melakukan tindakan di luar kesadarannya setelah mengalami hipnotis.
Oleh karena itu, kesadaran dan kewaspadaan terhadap teknik-teknik hipnotis ini sangat penting untuk menjaga diri kita dan orang-orang di sekitar kita.
Pada dasarnya, hipnotis bekerja dengan cara mengarahkan pikiran seseorang ke kondisi tertentu di mana mereka lebih mudah menerima sugesti.