WahanaNews.co | Bukan hal aneh, sekarang ini tak sedikit orang yang senang pamer harta di akun media sosialnya. Ada berbagai alasan orang melakukan hal itu. Mungkin bisa mendatangkan kepuasan, sekadar hiburan, atau sebagai tanda kebahagiaan.
Meminjam istilah kekinian, perilaku itu disebut flexing.
Baca Juga:
Ekonom Usulkan Pajak Khusus 50 Orang Terkaya, Target Rp 81 Triliun
Fenomena pamer harta atau flexing memang sudah ada sejak dulu. Namun, kebiasaan memamerkan kekayaan saat ini semakin ramai di sosial media.
Ada anekdot mengatakan bahwa orang kaya yang baik tidak memamerkan kekayaan mereka, dan orang kaya paling baik adalah mereka yang membelanjakan uangnya sama seperti kebanyakan orang.
Rachel Sherman, seorang profesor sosiologi di New School for Social Research, New York, telah mempelajari kebiasaan belanja di kalangan orang kaya. Riset itu menemukan bahwa banyak di antara mereka yang sangat berhati-hati dalam membelanjakan uangnya.
Baca Juga:
Memulai Hari dengan Mentalitas Miliarder: 13 Ritual Pagi Terbaik
Dalam bukunya, "Uneasy Street: The Anxieties of Affluence," Sherman mewawancarai 50 orang kaya di New York. Ternyata banyak di antara mereka yang menjalani hidup hemat dan membelanjakan uang dengan cara senormal mungkin.
Salah satu responden Sherman mengaku sengaja melepas label di roti seharga US$6 atau sekitar Rp85 ribu (kurs Rp14.310/US$) yang dia beli di toko kelontong agar tak dilihat oleh babysitter mereka. Ini dilakukan karena dia merasa tidak nyaman jika ada gap besar antara keluarganya sendiri dan sang pengasuh.
"Orang kaya yang saya teliti sangat hati-hati dengan implikasi moral dari privilege yang mereka dapatkan," kata Sherman, yang dikutip Vice.