"Mulialah kalian, karena yang kau
raih adalah nafkah yang halal. Apa bisa kalian pastikan aku yang berdiri di
sini, seorang Gubernur, mendapat nafkah yang halal?
Yang tahu aku, Allah, dan staf-stafku," kata Edy.
Jebolan Akademi Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia (AKABRI) 1985 ini memang terkenal dengan ketegasannya.
Baca Juga:
Pelemparan Edy Rahmayadi Pakai Botol, Tim Hukum Laporkan ke Polda Sumut
Bagaimana tidak? Edy menghabiskan 34 tahun hidupnya bersama TNI Angkatan Darat.
Sejumlah posisi pernah diembannya,
mulai dari di komando tempur hingga komando teritorial.
Pada 2014 silam, Edy dipercaya menjadi
Panglima Divisi Infanteri (Pangdivif) I Kostrad.
Baca Juga:
Diusung PDIP, Cabup Toba Poltak Sitorus Terang-terangan Dukung Bobby Nasution
Setelah itu, pria kelahiran Sabang,
Aceh, 10 Maret 1961, ini ditunjuk menjadi Panglima Komando
Daerah Militer (Pangdam) I/Bukit Barisan (BB).
Pada 2015, pangkat Edy naik menjadi
bintang tiga atau Letnan Jenderal (Letjen) TNI setelah didapuk menjadi
Pangkostrad, menggantikan Jenderal TNI Mulyono yang menjabat sebagai Kepala
Staf TNI Angkatan Darat (Kasad).
Saat menjabat Pangkostrad, Edy juga
terpilih menjadi Ketua Umum (Ketum) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia
(PSSI), pada 10 November 2016.