WahanaNews.co | Tetua adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, Jaro Saija, menyampaikan rasa bangganya karena
Presiden Joko Widodo alias Jokowi menggunakan pakaian busana
Badui dalam Pidato Sidang Tahunan Bersama MPR, DPR dan DPD di Jakarta.
"Kami tentu memberikan
penghargaan besar terhadap Bapak Presiden Jokowi yang memakai busana pakaian
adat masyarakat Badui," katanya di Lebak, Senin (16/8/2021).
Baca Juga:
Tetua Adat Badui Sebut 1.500 Penenun Kain Tradisional Tersebar di 68 Kampung
Menurutnya, penggunaan pakaian busana
adat Badui oleh Presiden Jokowi kemungkinan besar dapat membangkitkan kembali
sekitar 2.000 pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) masyarakat Badui.
Melihat saat ini, para pelaku UMKM
terpuruk akibat dampak pandemi Covid-19.
Bahkan, pelaku UMKM di kawasan hak
tanah ulayat tersebut menutup kegiatan usaha karena tidak lagi dikunjungi
wisatawan yang biasanya datang dari berbagai daerah, seperti Jakarta, Bogor,
Tangerang dan Bekasi.
Baca Juga:
Pemerintah Kabupaten Lebak Apresiasi Masyarakat Adat yang Penuhi Ketersediaan Pangan Keluarga
"Kami yakin pelaku UMKM akan
dibanjiri pesanan setelah Bapak Presiden Jokowi memakai busana Badui itu,"
ujar Jaro.
Diketahui, sebagian besar pelaku UMKM
masyarakat Badui memproduksi aneka kerajinan tenun, batik Badui, pakaian
kampret atau pangsi, selendang, suvenir atau cenderamata, kain pengikat kepala
madu dan golok.
Busana yang dipakai Jokowi merupakan
pakaian pangsi yang sehari-hari digunakan masyarakat Badui.
Sebelum pademi Covid-19, Jaro
menjelaskan, pemukiman masyarakat Badui di Kampung Kadu Ketug selalu ramai
karena warga menggelar dagangan hasil kerajinan pelaku UMKM di bale-bale rumah.
"Kami berharap pelaku UMKM warga
Badui itu kembali bangkit karena orang nomor satu di Indonesia mencintai busana
adat masyarakat Badui," ungkapnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh tetua
adat masyarakat Badui, Saidi Yunior, yang
merasa bangga Presiden Jokowi memakai busana adat Badui, sehingga akan
berdampak terhadap pendapatan pelaku UMKM.
Pemakaian busana yang digunakan pada
Sidang Tahunan MPR, DPR dan DPD itu menunjukkan Indonesia memiliki
keanekaragaman perbedaan suku, adat, bahasa dan keyakinan merupakan simbol
kekayaan khasanah budaya yang tidak ternilai.
"Kita berharap persatuan dan
kesatuan lebih kokoh untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat," pungkasnya.
Sementara itu, Kudil (40), seorang pelaku UMKM warga Badui,
mengatakan, dipastikan pemakaian busana Badui oleh Presiden Jokowi akan
berdampak positif terhadap peningkatan omzet pendapatan para perajin.
Saat ini, harga pakaian busana Badui
dibanderol mulai Rp 100 ribu hingga Rp 450 ribu, hal itu tergantung kualitas.
Pakaian busana Badui lebih simpel dan
memiliki filosofi tersendiri karena masyarakat Badui mencintai alam.
Kebanyakan corak pakaian busana Badui
didominasi warna hitam, putih dan biru.
"Kami hari ini sudah ada pesanan
pakaian yang dipakai Jokowi," katanya. [qnt]