Sebelum pademi Covid-19, Jaro
menjelaskan, pemukiman masyarakat Badui di Kampung Kadu Ketug selalu ramai
karena warga menggelar dagangan hasil kerajinan pelaku UMKM di bale-bale rumah.
"Kami berharap pelaku UMKM warga
Badui itu kembali bangkit karena orang nomor satu di Indonesia mencintai busana
adat masyarakat Badui," ungkapnya.
Baca Juga:
Tetua Adat Badui Sebut 1.500 Penenun Kain Tradisional Tersebar di 68 Kampung
Hal serupa juga diungkapkan oleh tetua
adat masyarakat Badui, Saidi Yunior, yang
merasa bangga Presiden Jokowi memakai busana adat Badui, sehingga akan
berdampak terhadap pendapatan pelaku UMKM.
Pemakaian busana yang digunakan pada
Sidang Tahunan MPR, DPR dan DPD itu menunjukkan Indonesia memiliki
keanekaragaman perbedaan suku, adat, bahasa dan keyakinan merupakan simbol
kekayaan khasanah budaya yang tidak ternilai.
"Kita berharap persatuan dan
kesatuan lebih kokoh untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat," pungkasnya.
Baca Juga:
Pemerintah Kabupaten Lebak Apresiasi Masyarakat Adat yang Penuhi Ketersediaan Pangan Keluarga
Sementara itu, Kudil (40), seorang pelaku UMKM warga Badui,
mengatakan, dipastikan pemakaian busana Badui oleh Presiden Jokowi akan
berdampak positif terhadap peningkatan omzet pendapatan para perajin.
Saat ini, harga pakaian busana Badui
dibanderol mulai Rp 100 ribu hingga Rp 450 ribu, hal itu tergantung kualitas.
Pakaian busana Badui lebih simpel dan
memiliki filosofi tersendiri karena masyarakat Badui mencintai alam.