WahanaNews.co | Menyebut anjing peliharaan sebagai “sahabat terbaik” manusia rasanya tak berlebihan. Anjing dan manusia telah memiliki hubungan baik sejak ribuan tahun silam.
Anjing dikenal hewan peliharaan yang setia, cerdas, penuh kasih, dan menawarkan cinta yang hampir tanpa syarat, kegembiraan, serta antusiasme yang tak ada habisnya.
Baca Juga:
JPU Tuntut Donal Hariyanto dengan Pidana 1,5 Tahun Penjara atas Penyeludupan Anjing
Anjing juga selalu senang melihat pemiliknya serta tidak pernah bosan dengan kehadiran. Ikatan yang terbangun sangat dekat ini membuat anjing lebih dari sekadar hewan peliharaan. Sebagian besar pemilik menganggap anjing sudah seperti keluarga sendiri.
Anjing bisa dibilang sebagai satu-satunya hewan yang secara khusus berevolusi untuk berteman dengan manusia. Anjing juga begitu mencintai pemiliknya.
Tak heran, ketika anjing mengalami hal buruk seperti sakit, pemilik akan merasa khawatir dan sedih. Rasa cinta yang begitu besar antara pemilik dan anjing semakin terasa saat sahabat bulu mati.
Baca Juga:
Akibat Gigitan Anjing Rabies, 29 Warga NTT Tewas Mayoritas Balita-Anak
Ilustrasi anjing Shih tzu.Shutterstock/chaoss Ilustrasi anjing Shih tzu.Banyak pemilik anjing yang akan sedih, menangis, hingga merasa kehilangan mendalam. Ketika anak anjing kesayangan meninggal, rasa kehilangannya bisa terasa tak tertahankan.
Bahkan, kehilangan itu bisa terasa sama buruknya—atau lebih buruk—daripada kehilangan teman atau saudara manusia.
Namun, apakah kesedihan ini hanya karena ikatan emosional yang telah terjalin atau ada fakta sains yang bisa menjelaskannya?
Hal itu ternyata bukan hanya anekdot. Penelitian telah mengonfirmasi bahwa bagi kebanyakan orang, kehilangan seekor anjing sebanding dengan kehilangan orang yang dicintai manusia dalam hampir segala hal.
Menurut Scientific American, gejala kesedihan akut setelah kehilangan hewan peliharaan dapat berlangsung dari satu hingga dua bulan dengan gejala kesedihan bertahan hingga satu tahun penuh (rata-rata)."
Lantas, mengapa manusia merasakan kehilangan begitu dalam terhadap anjing peliharaan? Hal ini karena anjing lebih dari sekedar hewan peliharaan.
Dilansir dari Southern Living, Sabtu (12/11/2022), psikolog Julie Axelrod menulis dalam sebuah posting blog bahwa kehilangan seekor anjing sangat menyakitkan karena orang-orang kehilangan sumber cinta dan persahabatan tanpa syarat.
Axelrod juga mencatat bahwa bagi banyak orang, anjing berfungsi sebagai pendamping utama yang memberikan keamanan dan kenyamanan.
Penelitian menunjukkan anjing membantu orang keluar dari rumah mereka, berfungsi sebagai katalis untuk kekompakan dan kepercayaan, pertukaran timbal balik kebaikan antara tetangga, dan peningkatan partisipasi dalam acara-acara sipil dan masalah sosial.
Ilmu pengetahuan telah memuji hewan peliharaan dapat mendorong interaksi dan percakapan dengan orang asing.
Artinya, kehilangan seekor anjing kehilangan motivasi meninggalkan rumah untuk berjalan-jalan di taman, kehilangan alasan mengobrol dengan orang asing di jalan, dan kehilangan pembuka percakapan yang mudah.
Tak hanya itu, kehilangan seekor anjing berarti kehilangan "orang" yang benar-benar memahami Anda serta dapat menghibur setiap saat.
Membuat hidup sangat sepi
Penelitian menunjukkan bahwa anjing mengenali orang dan dapat belajar menafsirkan keadaan emosi manusia hanya dari ekspresi wajah mereka.
Studi ilmiah juga menunjukkan bahwa anjing dapat memahami niat manusia, mencoba membantu pemiliknya, dan belajar menghindari orang yang tidak bekerja sama memperlakukan pemiliknya dengan baik atau membantu mereka saat dibutuhkan.
Tak heran, selain menyakitkan, kehilangan anjing peliharaan juga menjadi proses hidup yang sangat sepi. Hal ini karena banyak orang tidak memahami perasaan kehilangan dan tidak menyadari bahwa proses berduka untuk hewan peliharaan dapat berlangsung selama itu.
Misalnya, dukungan komunitas yang biasanya terkait dengan kematian tidak ada saat hewan peliharaan mati. Selain itu, tidak ada teman yang mengirim ucapan duka.
Lebih buruk lagi, banyak pemilik yang berduka merasa malu atas kehilangan mereka sendiri dan sungkan meminta hiburan dari teman-teman.
Hal-hal yang dijelaskan di atas menjadi alasan mengapa pemilik anjing begitu kehilangan saat sahabat bulu mati. [rds]