Fadly
mengatakan, Sunan Kalijaga mengkreasikan makanan tersebut sebagai makanan khas
Lebaran.
Cara
ini yang kemudian dianggap menarik minat masyarakat Jawa pada Islam.
Baca Juga:
5 Hidangan Wajib saat Lebaran, Favorit Kamu yang Mana Nih?!
"Titik
tolaknya ketika Sunan Kalijaga menyebarkan Islam di kalangan masyarakat Jawa
yang saat itu masih transisi beragama Islam," ujar Fadly.
Akhirnya,
ketupat menyebar dan setiap daerah memiliki penamaan masing-masing.
Di
Jawa dan Sunda menyebut ketupat dengan "kupat". Di Melayu, sebutannya
ketupat. Di Bali, masyarakat menyebutnya dengan tipat. Ada juga wilayah lain
yang menyebut ketumpat.
Baca Juga:
5 Hidangan Wajib saat Lebaran, Favorit Kamu yang Mana Nih?!
Sementara
itu, Sejarawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Rojil Nugroho Bayu Aji juga
menyebutkan hal serupa.
Menurut
dia, ketupat diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga walaupun sebenarnya bukan dari
tradisi Timur.
"Ketupat
ini dari tradisi lisan (cerita rakyat) mulai familiar saat Sunan Kalijaga dan
nilai filosofinya tak ada kaitannnya dengan Islam," kata Rojil seperti
diberitakanKompas.com, Kamis (30/5/2019).
Makna ketupat Menurut Rojil, orang Jawa dan Sunda memaknai
ketupat sebagai pengakuan kesalahan. "Maknanya, 'kulo lepat, ngaku lepat'
(Saya salah, saya mengakui kesalahan)," kata dia. Dengan mengaku lepat
(salah) dan minta maaf, saat kesalahan termaafkan maka persaudaraan bisa
terjalin.