WahanaNews.co | Baru-baru
ini pemerintah China baru-baru ini merazia dan menutup banyak penambangan
Bitcoin, dengan alasan lingkungan dan lainnya.
Baca Juga:
Kasus Penembakan di Solok Selatan, Polisi Cek CCTV Buat Jadi Barbuk
Tentunya tindakan itu berdampak besar pada mereka yang
berkecimpung di dunia itu, termasuk juragan Bitcoin yang satu ini.
Liu Weiman yang berusia 40 tahun, mengoperasikan 10
penambangan Bitcoin di provinsi Sichuan. Pada masa panen, ia bisa memperoleh
antara 70 sampai 80 Bitcoin per hari.
Menurut Media Caixin global, penambangan Liu dapat
memperoleh antara 8 sampai 10% Bitcoin yang keluar per hari, jika klaimnya
benar. Sebab secara total, ada 900 Bitcoin baru muncul setipa harinya.
Baca Juga:
Seluruh Komoditas Produk Pertambangan yang Dikenakan Bea Keluar Alami Kenaikan Harga pada November 2024
Provinsi Sichuan memang jadi lokasi favorit tambang Bitcoin
karena wilayah pegunungan ini punya sumber energi hydro yang murah. Dikutip dari
New York Post, Rabu (4/8/2021) Liu sendiri mendapat dukungan dari pemerintah
lokal karena membantu mengentaskan warga dari kemiskinan.
Sebelum razia, China menghasilkan 46% Bitcoin di April 2021.
Nomor dua adalah Amerika Serikat dengan 17%. Akan tetapi dengan alasan
menurunkan emisi karbon, tambang Bitcoin ditutup, awalnya yang mengandalkan
batu bara untuk listrik.
Awalnya Liu dan penambang lain di Sichuan merasa aman karena
mereka mengandalkan hydropower. Namun ternyata semua penambangan Bitcoin
diminta tutup. Bulan Juni pemerintah Sichuan menutup 26 tambang. Dua hari
kemudian, mesin penambangan Bitcoin milik Liu juga disita.
Pria Ini Punya
Tambang Bitcoin Mini, Listrik Nebeng Starbucks
Liu jelas rugi besar karena 10 tambangnya kini sudah tamat
riwayatnya, tapi tidak menyerah. Dia sedang mencari lokasi tambang di luar
China, termasuk di Amerika Utara dan Kazakhstan. Koleganya di perusahaan
penambangan Bitcoin yang bernama Bit Mining juga akan membuka fasilitas baru di
Texas.
Liu sendiri masih mempertimbangkan di mana akan membuka
tambang baru Bitcoin. Lokasi tambang menurutnya harus punya sumber energi yang
murah serta aman dari ancaman virus Corona. "Ini akan menjadi petualangan
yang benar-benar baru," pungkasnya. [dhn]