WahanaNews.co | Beberapa hari terakhir media sosial diramaikan dengan kasus yang bermula dari kritik yang disampaikan Arteria dalam rapat kerja Komisi III DPR RI dengan Kejaksaan Agung, Senin (17/1/2022).
Dalam kesempatan tersebut, anggota DPR RI dari Fraksi PDI-Perjuangan itu meminta Jaksa Agung ST Burhanuddin mencopot seorang Kajati yang bicara menggunakan bahasa Sunda dalam sebuah rapat.
Baca Juga:
Polda Metro Sarankan Pihak yang Merasa Dirugikan Arteria Adukan ke MKD
"Ada kritik sedikit Pak JA (Jaksa Agung), ada Kajati, Pak, dalam rapat, dalam raker (rapat kerja) itu ngomong pakai bahasa Sunda. Ganti, Pak, itu," pinta Arteria.
Tidak jelas siapa Kajati yang Arteria maksud. Namun, menurut dia, dalam memimpin rapat seorang Kajati harus menggunakan bahasa Indonesia agar tak terjadi salah persepsi dari orang yang mendengarnya.
"Kita ini Indonesia, Pak. Nanti orang takut, kalau pakai bahasa Sunda ini orang takut, ngomong apa, Kami mohon yang seperti ini dilakukan tindakan tegas," ujarnya.
Baca Juga:
Arteria Dahlan Jadi Bahan Candaan saat Rapat DPR Dengan Kapolri
Berbeda dengan apa yang terjadi atas kritik tersebut, Indonesia justru berhasil mendapatkan prestasi atas Bahasa Sunda, yaitu masuknya film Nana (Before, Now, and Then) ke kancah internasional.
Prestasi gemilang kembali ditorehkan oleh sutradara Kamila Andini di dunia perfilman. Film terbarunya yang berjudul Nana (Before, Now, and Then) masuk dalam kompetisi utama di Berlinale Film Festival 2022.
Festival Berlinale ini akan digelar 10-20 Februari mendatang. Sebagai informasi, seluruh dialog di film Nana (Before, Now, and Then) menggunakan Bahasa Sunda.
Nana (Before Now & Then) diangkat dari sebuah kisah Raden Nana Sunani, yang diadaptasi dari penggalan novel Jais Darga Namaku karya Ahda Imran.
Film ini menceritakan tentang seorang perempuan biasa bernama Nana yang hidup di tahun 1960-an.
Ia melarikan diri dari kota kelahirannya pada saat akan dipersunting. Nana kemudian tinggal di Bandung dan menikah dengan pria dari keluarga menak.
Masuknya film Nana (Before, Now, and Then) di nominasi Berlinale 2022, tentunya membuat bangga masyarakat Indonesia. Khususnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. [bay]