WahanaNews.co |
Begitu banyak spesies kucing yang tersebar di planet bumi ini. Salah salah
satunya yang tergolong langka adalah kucing emas Asia atau Catopuma temminckii.
Kucing emas ini masuk dalam famili Felidae yang berarti ia
satu keluarga dengan puma, macan tutul, hingga harimau.
Baca Juga:
Kucing Minta Makan Terus? Mungkin Ini Masalahnya
Catopuma temminckii memang merupakan hewan dengan status
langka dan terancam punah. Jumlahnya terus turun akibat aktivitas manusia dan
perburuan liar. Padahal, hewan ini hanya bisa ditemukan di daerah Asia bagian
barat daya, seperti China, India, Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Indonesia.
Mereka biasanya hidup di ketinggian 1.100 hingga 3.738 meter
di atas permukaan laut (mdpl), menempati padang rumput dan kebun. Kucing emas
ini bisa tumbuh dengan panjang 116 hingga 161 sentimeter. Ukuran tubuh betina
lebih kecil ketimbang jantan. Ekornya setengah atau sepertiga dari panjang
tubuhnya. Bobot kucing berkisar antara 12 sampai 15 kilogram.
Kendati disebut kucing emas, warna bulu mereka cukup
bervariatif, termasuk emas kecoklatan, coklat, hitam, merah rubah, dan abu-abu.
Kucing emas Asia punya ciri khas dengan warna garis putih dan hitam memanjang
dari mata hingga lehernya. Bawah perut, kaki bagian dalam, dan bawah ekor
berwarna putih.
Baca Juga:
Damkar Bogor Selamatkan Kucing yang Terjebak 5 Hari di Plafon
Meski banyak menghabiskan waktu di tanah, hewan langka itu
dikenal sebagai pemanjat yang ulung. Sistem kawin mereka masih misterius karena
sangat sulit diamati. Kucing emas juga dikenal sebagai hewan pemalu, apalagi
bertemu dengan manusia. Mereka yang ada di penangkaran atau kebun binatang
banyak yang dilaporkan mati.
Seekor betina bisa mengandung anaknya selama 90 hari dengan
proses perkawinan selama 70 hari. Betina bisa melahirkan satu hingga tiga anak,
di mana setiap anak punya berat 250 gram saat pertama dilahirkan. Di alam liar,
betina akan melahirkan di sebuah lubang pohon.
Selama enam bulan, makanan utama anak kucing adalah air susu
sang induk. Setelah 12 bulan hidup di bawah pengawasan induk, anak-anak kucing
akan hidup mandiri dengan berburu makanan sendiri.
Kucing emas Asia biasanya memburu hewan yang lebih kecil
dari tubuhnya, seperti tupai, ular kecil, tikus, burung, reptil, dan kelinci.
Namun, di Pegunungan Goral di Sikkim, India, kucing emas Asia pernah dilaporkan
memburu babi hutan, rusa, dan kerbau betis. Di wilayah yang dihuni manusia,
mereka juga kerap memangsa unggas peliharaan, domba, dan kambing.
Bagi sebagian orang, daging kucing emas Asia dianggap punya
rasa yang sangat lezat dan tulangnya sering dipakai untuk pengobatan. Kulit
mereka juga diperdagangkan secara ilegal di pasar gelap. Dalam sebuah mitos
dikatakan bahwa dengan membakar satu helai bulu kucing emas bisa mengusir
harimau.
Kucing emas Asia terdaftar sebagai hewan hampir terancam
punah di International Union for Conservation of Nature Red List of Threatened
Species (Red List IUCN). Status langkanya sebagian besar diakibatkan oleh alih
fungsi lahan dan hilangnya habitat asli. Mereka juga menghadapi perburuan liar.
Saat ini, beberapa kucing emas Asia menempati tempat perlindungan satwa liar,
dan beberapa kebun binatang membiakkan kucing-kucing ini di penangkaran. [qnt]