Keterangan ini didasarkan dari pendapat ulama Al-'Allamah Abu Zur'ah Al-'Iraq yang berkata,
"Bagi yang mendahulukan puasa Syawal dari qadha puasa), ia akan mendapatkan pahala pokok sunah puasa walaupun tidak mendapatkan pahala sempurna setahun penuh. Karena hadits menyebutkan mesti mendahulukan puasa Ramadhan. Namun, jika qadha puasa karena tidak berpuasa tanpa uzur, maka haram baginya berpuasa Syawal."
Baca Juga:
MD KAHMI Dukung Pemkab Tapteng Wujudkan Kesejahteraan Masyarakat
Ustaz Abdul Somad dalam detikKultum detikcom menjelaskan pentingnya puasa puasa qadha Ramadhan, mengutip Imam Abu Zakari al-Ansori berdasarkan mazhab Syafi'i.
"(Misal, puasa) utangnya 7 hari, (puasa) Syawal 6 hari, maka puasanya 13 hari. Siapa yang puasa Ramadhan, utangnya disempurnakan dulu, utangnya dibayar dulu, diiringi puasa 6 hari di bulan Syawal," jelasnya dalam detikKultum Ustaz Abdul Somad: Syawal Belum Bermaaf-maafan, Bisa Jadi Orang Terlaknat, Senin (2/5/2022).
"Siapa yang puasa qadha (mengganti), perempuan, ibu-ibu hamil, yang nifas, yang menyusui anak, enam hari, maka ia otomatis mendapat pahala puasa sunah Syawal," imbuhnya.
Baca Juga:
Berikut Tips Supaya Tidak Lemas dan Ngantuk Saat Puasa
Ia mengingatkan, laki-laki yang kemarin musafir di bulan Ramadan sehingga tidak puasa perlu segera menggantinya di bulan Syawal.
"Tidak tahu umur kita kapan. Kalau kita mati meninggalkan utang puasa, sesungguhnya kita sudah mewariskan utang. Syawal adalah bulan mengganti ini semua," tuturnya.
Selamat menunaikan puasa Syawal. Semoga amal ibadah kita diterima, aamiin. [rin]