Selain komodo, 37 persen dari 1.200 spesies hiu dan pari yang dievaluasi secara langsung juga terancam punah.
"Itu sepertiga lebih banyak spesies yang berisiko daripada hanya tujuh pada tahun lalu," kata Profesor Universitas Simon Fraser, Nicholas Dulvy, penulis utama studi yang diterbitkan untuk mendukung penilaian Daftar Merah.
Baca Juga:
Wisman Ramai-ramai Booking ke Labuan Bajo Usai Pembatalan Tarif Rp 3,7 Juta
"Status konservasi kelompok secara keseluruhan terus memburuk, dan risiko kepunahan secara keseluruhan meningkat pada tingkat yang mengkhawatirkan," kata Dulvy, kepada kantor berita AFP.
Lima spesies ikan hiu todak, yang moncong bergeriginya kerap tersangkut di alat tangkap nelayan dan hiu mako sirip pendek termasuk di antara yang paling terancam.
Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) melaporkan, sekitar 800.000 ton hiu yang ditangkap, secara sengaja atau kebetulan, setiap tahun, tetapi riset menunjukkan angka sebenarnya dua hingga empat kali lebih besar.
Baca Juga:
Referensi Hotel Bintang Dua di Labuan Bajo
Meski demikian, pembaruan terbaru dari Daftar Merah untuk spesies terancam punah IUCN ini juga menyoroti potensi restorasi, di antaranya empat spesies tuna, setelah satu dekade upaya untuk mengekang eksploitasi berlebihan.
Pemulihan paling spektakuler terlihat pada tuna sirip biru Atlantik, yang keluar dari status "terancam punah" menjadi ke zona aman "rentan".
Spesies tersebut, yang menjadi bahan utama sushi kelas atas di Jepang, terakhir dinilai pada tahun 2011.