Bahkan, kearifan adat budaya leluhur mengatakan,
"Saribu panghail, sahalak pandangguri, dang adong na dapotan dekke".
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Kepedulian Menparekraf dan Ketum PDIP terhadap Ancaman Pencabutan Status Kaldera Danau Toba oleh UNESCO
Artinya, walau seberapa banyak mempromosikan, peduli,
berjuang keras mendorong percepatan kemajuan pembangunan di kawasan Kaldera
Toba, bila masih ada bicara nyinyir, bersuara miring, apalagi melakukan
provokasi tak masuk akal, maka semua akan sia-sia belaka.
Karena itu, seluruh stakeholders, masyarakat sekitar serta
Diaspora kawasan Kaldera Toba harus membangun sinergitas, dukung-mendukung,
bahu-membahu, sokong-menyokong, topang-menopang, baik konsep pemikiran,
finansial, spirit, dll sesuai kemampuan masing-masing sangat dibutuhkan.
Baca Juga:
Geopark Kaldera Toba Itu Bukan Tugas Dari BPODT , Namun Dukungan Dari BPODT Telah Banyak ke Pihak BPTCUGGp
Tidak boleh saling menyalahkan, merasa diri paling hebat
atau paranoid (pabilak-bilakhon, pamalo-malohon) serta memaksakan kehendak
terhadap orang dan/atau pihak lain.