2. Akar dari Tradisi Pagan
Simbol telur telah dikenal dalam ritual pagan jauh sebelum agama Kristen menyebar ke Eropa. Festival musim semi yang diadakan oleh masyarakat pagan memuliakan kesuburan dan pertumbuhan.
Baca Juga:
Bupati Humbahas Hadiri Perayaan Paskah dan Pesta Pelindung Gereja Paroki ST Fidelis Doloksanggul
Salah satu dewi yang dihormati dalam tradisi tersebut adalah Ēostre atau Ostara, dewi musim semi dan kesuburan dari mitologi Anglo-Saxon. Ia digambarkan dengan simbol telur dan kelinci.
Ketika agama Kristen mulai berkembang, banyak elemen dari tradisi pagan tidak dihapus, melainkan diadaptasi ke dalam perayaan Paskah. Simbol-simbol lama tetap dipertahankan sebagai bagian dari tradisi baru yang lebih diterima masyarakat luas.
3. Pengaruh Tradisi Gereja: Puasa dan Telur
Baca Juga:
Rusia dan Ukraina Saling Tuduh Langgar Gencatan Senjata Paskah
Pada Abad Pertengahan, umat Kristen menjalani masa Prapaskah dengan berpantang mengonsumsi daging, telur, dan produk susu.
Namun ayam tetap bertelur selama masa puasa. Karena itu, telur dikumpulkan, diawetkan, atau direbus untuk dikonsumsi setelah masa pantang berakhir.
Saat Paskah tiba dan masa puasa selesai, umat Kristen kembali mengonsumsi telur sebagai bagian dari perayaan.