KCl (Kalium Klorida)
Terbuat dari ekstraksi mineral kalium dan mengandung 60% kalium K20, KCl memiliki bentuk layaknya serbuk merah. Ia mudah diserap oleh tumbuhan dan cocok digunakan sebagai pupuk dasar. Namun beberapa tumbuhan menganggap unsur klorida yang dikandung KCl adalah racun, seperti wortel dan kentang.
NPK Phonska (Nitrogen Phosphate Kalium)
Pupuk ini berguna sebagai penyeimbang unsur hara dan mikro pada tanah. NPK Phonska memiliki kelebihan, yaitu dapat mencegah tumbuhan supaya tidak kerdil. Selain itu, jenis pupuk ini mudah menyerap zat hara dalam tanah.
Baca Juga:
Mendagri Apresiasi Perjuangan Mentan Amran Tambah Alokasi Pupuk
Dolomite (Kapur Karbonat)
Jenis pupuk ini berguna untuk menyediakan unsur hara sekunder Ca dan Mg dan bisa menaikkan pH tanah. Bentuknya yang berupa butiran halus berwarna putih abu-abu atau putih biru mudah menyerap air dan dihancurkan. Kualitas pupuk ditentukan dari halus tidaknya butirannya.
Pupuk Organik
Beberapa pupuk berikut terbuat dari bahan-bahan organik. Berikut adalah beberapa jenisnya:
Pupuk Kandang
Mengapa dinamai pupuk kandang? Karena pupuk tumbuhan jenis ini berasal dari kotoran hewan ternak maupun unggas, seperti kerbau, sapi, kambing, dan ayam. Ia efektif untuk menyuburkan tanah dan tumbuhan. Selain itu, pupuk ini pun kaya akan unsur hara dan unsur mikro.
Baca Juga:
Masuk Daftar 500 Perusahaan Terbaik, Pupuk Indonesia Berjaya di Kancah ASEAN
Pupuk Kompos
Pupuk organik satu ini terbuat dari sisa bahan organik. Biasanya, ia berasal dari proses dekomposisi atau fermentasi alami tumbuhan, hewan, dan limbah organik.
Pupuk Hijau
Bahan dasarnya yang merupakan sisa tumbuhan atau tumbuhan hijau membuat pupuk organik ini dinamakan sebagai pupuk hijau. Biasanya, pupuk ini terbuat dari hasil panen. Efektivitasnya yang membantu meningkatkan kualitas tanah membuat pupuk hijau jadi pilihan.
Pupuk Hayati
Pupuk yang memiliki nama lain pupuk mikrobiologis ini adalah jenis pupuk yang memanfaatkan keberadaan organisme hidup.