Dari semua divisi bisnis Rothschild, cabang Prancis bisa dibilang menghadapi turbulensi terbesar.
Didirikan pada tahun 1812 oleh Baron James de Rothschild, anak bungsu dari lima bersaudara, bisnis ini berkembang dengan menerbitkan obligasi untuk pinjaman pemerintah, membiayai kereta api dan bisnis pertambangan. Bisnis tersebut direbut oleh negara selama perang dunia kedua dan mengalami nasionalisasi pada 1980-an ketika pemerintah sosialis Prancis mengambil alih semua bank dengan simpanan di atas 1 miliar franc Prancis (US$ 170 juta dengan kurs tahun 1982).
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Bank milik keluarga, Banque Rothschild, menjadi Compagnie Européenne de Banque milik negara, dan keluarga tersebut menerima 150 juta franc Prancis untuk bagian ekuitasnya.
Setelah melewati berbagai turbulen bisnis, Pada tahun 2003, bisnis Prancis bergabung dengan cabang Inggris di bawah perusahaan baru, Concordia BV.
Pada tahun 2008, dua abad semenjak lima putra Mayer Rothschild tersebar di seluruh Eropa, semua kepemilikan direorganisasi di bawah satu perusahaan, pemegang saham Paris Orléans yang berbasis di Prancis, menyatukan bisnis keluarga.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Hingga saat ini tidak ada yang tahu pasti total kekayaan dari Keluarga Rothschild, tetapi klaim bahwa mereka memiliki kekayaan bersih US$ 350 miliar (Rp 5.000 triliun) mungkin terlalu berlebihan dan dibesar-besarkan.
Klaim tersebut awalnya diestimasi oleh web finansial Investopedia, dan saat ini klaim tersebut sudah ditarik kembali.
Dalam catatan editor, Investopedia menyebut "Perkiraan US$ 350 miliar berasal dari sumber yang tidak memenuhi standar Investopedia dan karenanya kami mencabutnya. Perkiraan bahwa keluarga Rothschild menguasai lebih dari US$ 2 triliun aset juga tidak cukup sumbernya dan ditarik kembali."