Pratiwi menjadi satu-satunya calon astronot perempuan Indonesia dengan ditemani salah satu kandidat astronot Indonesia lain, yaitu Taufik Akbar, seorang insinyur telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Taufik menjadi awak cadangan untuk misi peluncuran STS-61-H di Amerika Serikat.
Baca Juga:
Baru Berumur Sehari, UU TNI Digugat 7 Mahasiswa UI ke MK
Dibatalkan
Namun, sayang, misi tersebut terpaksa dibatalkan karena beberapa bulan sebelum keberangkatan, tepatnya pada tanggal 28 Januari 1986, pesawat ulang alik Challenger yang membawa misi lain, yaitu STS-51-L, meledak di udara.
Baca Juga:
Pertamina Goes to Campus 2025 Siap Jelajahi Lebih dari 10 Kampus Ternama Indonesia
Hal tersebut yang membuat misi penerbangan Columbia yang melibatkan Pratiwi Sudarmono, yang seharusnya meluncur pada 24 Juni 1986, menjadi batal.
Kendati demikian, dikutip Antara News, Pratiwi berkesempatan menjalani penelitian yang dijalankan di komplek NASA, Amerika Serikat.
Ia juga menjalani pelatihan astronot dan mempelajari struktur luar kendaraan luar angkasa.