Pada tahun 1612, Descartes memutuskan
untuk pergi ke Paris, namun kehidupan sosial di sana dia anggap membosankan,
dan kemudian dia mengasingkan diri di Faubourg, daerah terpencil di Prancis, untuk menekuni ilmu Geometri.
Namun, teman-temannya menemukan dia di
tempat perasingan yang ia tinggali, maka untuk lebih mengisolasi diri,
Descartes memutuskan untuk mendaftar menjadi tentara Belanda pada tahun 1617.
Baca Juga:
Mengenal Sosok Bacalon Bupati Toba dr Suryadi, Bergerak Bidang Kesehatan Hingga Perjalanan Karirnya
Ketika Belanda dalam keadaan damai,
Descartes menikmati masa meditasinya tanpa gangguan selama dua tahun.
Tetapi, meletusnya Perang Tiga Puluh
Tahun mendorongnya untuk mendaftarkan diri sebagai tentara Bavaria (Jerman)
pada tahun 1619.
Di Bavaria inilah, selama musim dingin (1619-1620), dia mendapatkan pengalaman yang
dituangkannya ke dalam bukunya yang berjudul Discours de la Methode (Russel, 2007:733).
Baca Juga:
Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Unpar Berhentikan Dosen Syarif Maulana
Descartes kadang dipanggil
"Penemu Filsafat Modern" dan "Bapak Matematika Modern",
karena dianggap sebagai salah satu sosok pemikir paling penting dan berpengaruh
dalam sejarah barat modern.
Ia menginspirasi generasi filsuf
kontemporer dan setelahnya, membawa mereka untuk membentuk apa yang sekarang
kita kenal sebagai rasionalisme kontinental, sebuah posisi filosofikal pada
Eropa abad ke-17 hingga abad ke-18.
Buah dari pemikirannya membuat sebuah
revolusi falsafi di Eropa karena pendekatan pemikirannya yang menyatakan bahwa
semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang itu bisa
berpikir.