WahanaNews.co | Saat hujan turun, aromanya yang khas dan musky bakal memenuhi indera penciuman. Aroma ini dianggap menenangkan dan dikenal dengan nama petrichor. Lalu, dari mana munculnya aroma hujan atau petrichor itu sebenarnya?
Ketika akan turun hujan terutama sebelumnya sudah lama tidak diguyur hujan, aroma khas musky akan tercium dengan pekat. Bau ini juga kerap dideskripsikan sebagai bau hujan bau tanah, atau bau alam.
Baca Juga:
BMKG: Hujan Petir Mengancam, Sebagian Besar Indonesia Siap-siap Basah!
Sebelum membahas lebih jauh mengenai petrichor, terlebih dahulu mengetahui asal kata dan makna istilah ini. Kata ‘petrichor’ berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas dua kata, yaitu petra dan ichor. Petra atau petros bermakna batu sedangkan ichor memiliki arti darah mulia para dewa dan dewi.
Melansir acs.org, Isabel Joy Bear dan Richard Grenfell Thomas, dua ilmuwan asal Australia menamakan aroma ini sebagai petrichor pada 1964. Keduanya mendefinisikan petrichor sebagai aroma unik yang hadir setelah hujan turun di tanah yang kering.
Melansir berbagai sumber, istilah petrichor diciptakan pertama kali oleh Thomas untuk menggambarkan bau tanaman argillaceous.
Baca Juga:
Benarkah Hujan Dapat Pengaruhi Perasaan Seseorang? Begini Penjelasan Psikolog
Saat musim kemarau, tanaman tersebut memproduksi minyak yang diserap oleh tanah. Ketika musim hujan, minyak tersebut dilepaskan ke udara bersama senyawa lain, seperti geosimin, produk sampingan metabolik dari actinobacteria tertentu, yang dipancarkan oleh tanah basah, menghasilkan aroma yang khas.
Badai petir turut berperan menciptakan petrichor karena petir melakukan pelepasan listrik di atmosfer sehingga menghasilkan aroma ozon yang bersih dan tajam.
Prof Maribeth Stolzenburg dari University of Mississippi menjelaskan bahwa badai petir terutama ketika hujan meningkatkan kualitas udara. Sebagian besar debu, aerosol, dan partikulat lainnya yang terkena air hujan mmebuat udara menjadi bersih.