Kunci utama Komunitas Pelanusa masih bergerak sustainable hingga saat ini, menurut Yanti karena adanya Green Economy.
Optimalisasi sumber daya yang sudah tersedia dan sumber daya yang tergarap dengan serius dijadikan landasan bagi mereka untuk terus berkreasi. Ditambah lagi, mereka mengadopsi Triple Bottom Line yang terdiri dari tiga bagian, yakni sosial, lingkungan, dan keuangan.
Baca Juga:
Gen Z dan Milenial Jadi Penyebab Utama Kredit Macet Pinjol, OJK Beri Peringatan Khusus
Memiliki moto “Berkarya dan Berbagi”, Komunitas Pelanusa yang berdiri sejak tahun 2012 sudah menjadi salah satu communities terkreatif di Indonesia.
Bahkan, komunitas yang dikomandoi oleh Yanti dan teman-temannya telah berhasil mendapatkan pengakuan dari Presiden Joko Widodo sebagai komunitas kreatif masyarakat yang telah menginspirasi banyak orang.
Chief Operating Officer dan Business Development Manager of Gringgo.co, Winston Wilson, menambahkan, sektor teknologi bisa memanfaatkan sampah menjadi cuan untuk Gen Z dan Milenial.
Baca Juga:
Erick Thohir dan Biofarma Group Dorong Generasi Muda Kota Malang Pahami Literasi Digital
Menurutnya, menjual barang-barang daur ulang, seperti botol plastik, kardus, dan lainnya akan memiliki nilai value pada lingkungan sosial.
"Saya melihat salah satu TPA di Indonesia yang sampahnya sudah menjadi gunung. Melebihi kapasitas. Terus kemana kita akan membuang sampah? Jadi apasih yang harus kita lakukan? Pertama adalah dengan memilah sampah sendiri," ucap Winston.
Winston menerangkan bahwa beberapa langkah lainnya adalah dengan menciptakan Circular Economy. Di mana beberapa sampah yang diambil dan digunakan, tidak langsung dibuang melainkan di-recycle (daur ulang).