Peneliti bertanya kepada hampir 200 orang berusia 60 tahun ke atas untuk mengungkapkan apakah mereka mengalami depresi atau memiliki riwayat depresi.
Kemudian, peneliti menilai tingkat ekstroversi peserta melalui tes kepribadian, serta mewawancarai teman dan anggota keluarga mereka tentang apakah peserta pernah mengalami depresi atau tidak.
Baca Juga:
Membantah Mitos: 5 Cara Menjadi Pengusaha Sukses bagi Si Introvert
Para peneliti juga sudah memperhitungkan faktor-faktor seperti kedekatan dan lamanya hubungan.
Hasil studi Hasilnya, semakin ekstrovert individu, semakin kecil kemungkinan teman dan anggota keluarga memperhatikan gejala depresi pada individu tersebut.
Duberstein tidak mengharapkan hasil ini. Justru dia berharap orang introvert akan lebih sulit mengungkapkan tanda-tanda depresi.
Baca Juga:
Cenderung Introvert, Ini Ciri-ciri Orang dengan Intelektualitas Tinggi Menurut Psikologi
"Kami menjalankan analisis ini dengan berbagai cara untuk memastikan temuan itu kuat, dan saya tidak bisa membantah temuan itu," tuturnya.
Walau peserta yang dilibatkan adalah orang berusia lanjut, temuan ini juga bisa berlaku untuk orang yang lebih muda.
"Gagasan gambaran yang lebih besar adalah ketika depresi terlewatkan, maka itu tidak terlewatkan secara acak," lanjut Dubenstein.