"Peristiwa ini adalah mata rantai yang hilang, di mana
kita dapat melihat semua aspek dari berbagai jenis letusan ini dalam satu
paket," kata Emily Mason, ilmuwan dari Goddard Space Flight Center NASA.
Dia menambahkan bahwa letusan disebabkan oleh mekanisme yang
sama, hanya pada skala yang berbeda.
Baca Juga:
Tahun 2024 Indonesia Bakal Alami Hari Tanpa Bayangan, Simak Jadwalnya
Peristiwa ledakan tersebut telah didokumentasikan oleh Solar
Dynamics Observatory dan Solar and Heliospheric Observatory milik NASA dan
Badan Antariksa Eropa (ESA).
Menurut pernyataan dari Universities Space Research
Association, langkah selanjutnya dalam penyelidikan adalah membuat model
komputer dari peristiwa tersebut.
NASA menjelaskan bahwa dengan memahami mekanisme di balik
letusan ini, terutama CME, sangat penting untuk memprediksi kapan letusan besar
dapat menyebabkan gangguan di Bumi.
Baca Juga:
Matahari Tak Terbenam, 7 Negara Ini Jalani Hari-hari Tanpa Malam
Itulah rencana ilmuwan NASA untuk meneliti adanya letusan
misterius di Matahari yang baru pertama kali terjadi. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.