WahanaNews.co | Selama
memiliki impian dan ada tekad kuat untuk mewujudkannya, tak ada hal yang tak
mungkin. Seperti halnya Nurul Atik, seorang pemuda pengusaha sukses yang kini
memiliki usaha makanan cepat saji bernama Rocket Chicken.
Baca Juga:
Orang Kaya Indonesia Ramai-ramai Pindahkan Kekayaan Akibat Kekhawatiran Ekonomi Domestik
Gerai bisnis makanan cepat saji Nurul Atik kini sudah berada
di banyak tempat. Mayoritas cabang gerai Rocket Chicken berada di daerah Jawa
Tengah, Jawa Timur, DIY, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan sebagian
Jawa Barat.
Uniknya, meski gerai bisnis makanan cepat sajinya terbilang
sukses, Nurul Atik belum ada bayangan untuk membuka gerai cabang di wilayah
Jabodetabek. Alasannya pun tak kalah unik.
Bukan karena tak mampu atau belum mengenal pasar, Nurul
melakukan itu justru karena latar belakangnya yang berasal dari desa. Katanya,
bisnis Rocket Chicken Nurul memang diperuntukkan bagi orang-orang di daerah.
Baca Juga:
T.D Pardede, Sosok Kaya yang Memilih Hidup Miskin dan Wasiat Tanpa Warisan untuk Anak-Anaknya
Di Daerah
Karena itulah sang pebisnis muda itu justru mengawali
bisnisnya dari daerah-daerah. Saat ini, Nurul masih berusaha membuka gerai
cabang di seluruh wilayah Kalimantan, NTB, dan masih berusaha melengkapi
beberapa daerah di Jateng dan Jatim.
Ajaibnya, meski belum punya gerai di Ibukota, Nurul kini
sudah sukses besar dan punya harta triliunan rupiah, baik dalam bentuk uang
maupun dalam bentuk aset. Ia pun kini akrab dipanggil sebagai triliuner.
Padahal, jika melihat masa lalu, Nurul bisa dibilang
bukanlah "siapa-siapa". Jauh sebelum membuka gerai Rocket Chicken,
Nurul adalah seorang Office Boy (OB) di sebuah perusahaan.
Bekerja di area akar rumput jelas bukan hal yang mudah.
Selain teknis pekerjaannya yang melelahkan, cibiran dan cemoohan kerap berdatangan
menyerang seorang Nurul Atik.
Upaya Atik dalam mencari pekerjaan membawanya kepada sebuah
restoran ayam goreng yang berada di salah satu pusat perbelanjaan di Semarang
di akhir Tahun 1980 an. Ia diterima oleh restoran tersebut untuk bekerja
sebagai tukang pel atau pramukantor.
Pekerjaan ini membuat Atik diremehkan oleh orang lain. Ia
pernah dirundung oleh sekolompok mahasiswa saat sedang menjalankan tugasnya.
Lantai yang baru ia bersihkan sengaja diinjak-injak dan sekelompok mahasiswa
tersebut menghinanya.
Meski marah, Atik tetap mencoba untuk mengendalikan diri. Ia
tetap menjalakan karirnya sebagai tukang pel dengan berpegang kepada kesabaran.
Berkat kesabarannya, Atik mampu menapaki jenjang karir di
restoran tersebut. Berawal dari pramukantor, Atik diangkat menjadi asisten koki,
kasir, hingga supervisor. Dalam waktu 7 tahun, Atik dipercaya untuk mengisi
posisi areal manager.
Tekad Kuat
Nurul Atik selalu berusaha sabar menghadapi berbagai cemoohan.
Ternyata benar, status pekerjaan tidak jadi penentu keberhasilan seseorang.
Justru jiwa yang tenang dan tekad yang kuatlah yang berhasil membawa seseorang
sukses.
Nurul Atik untungnya mampu menjadi sosok yang demikian.
Padahal, latar belakang keluarga Nurul Atik tidaklah prestisius. Kedua orang
tuanya tidak memiliki pekerjaan tetap.
Terkadang, sang ayah bekerja sebagai tukang bangunan,
ataupun sebagai buruh tani. Selama jenis pekerjaan itu halal, maka akan
dilakukan oleh ayah Nurul Atik demi menghidupi anak istrinya.
Semangat itu kemudian menular kepada diri Nurul Atik. Berkat
kesabarannya dan tekad kuat yang ia miliki, kini pendapatannya bisa menyentuh
triliunan rupiah dalam satu bulan.
Mengawali hidup dari profesi OB, kini Nurul mampu menghidupi
ketiga putrinya dengan hasil pekerjaan yang luar biasa. Kisah hidupnya pun
menjadi inspirasi banyak orang. [qnt]