WahanaNews.co, Jakarta - Pekerja pemeliharaan Rumah Susun 4 (Marunda), Jakarta Utara bertarung maut, sebab saat melakukan pekerjaan dinding diketinggian sekitar 10 meter hanya menggunakan seutas tali yang di ikatkan dibagian pinggang, sehingga terlihat bak 'supermen' yang sedang memanjat dinding.
Menanggapi hal tersebut, Kabid Bidang Riset dan Data Perkumpulan Radar Pembangunan Indonesia, Jaustan S mengatakan bahwa, seharusnya pihak penyedia menyediakan scaffolding (steger) untuk mencegah kecelakaan pekerja.
Baca Juga:
BPBD Prediksi Puncak Musim Hujan di Wilayah DKI Jakarta Februari 2024
“Keselamatan dan keamanan pekerja merupakan satu hal yang sangat utama dan penting dalam setiap konstruksi atau perbaikan bangunan. Mitigasi kecelakaan dapat dilakukan dengan menggunakan scaffolding, pekerja dapat bekerja dengan posisi yang nyaman dan tidak perlu memanjat atau berusaha meraih posisi diluar jangkauan ideal”.
Selain itu, scaffolding juga memberikan perlindungan bagi pekerja yang berada di area bawah jika ada puing-puing kecil atau peralatan yang terjatuh dari ketinggian.
Ketinggian scaffolding yang tepat adalah fungsi dari jumlah lantai yang dimiliki bangunan, sehingga pekerja dipastikan dapat bekerja pada posisi atau level kerja yang aman, ujar Jaustan.
Baca Juga:
Saat Pimpin DKI Anies Mengaku Tak Pernah Diperintah Pusat Benahi Kesehatan
Lebih lanjut Jaustan mengatakan, saat menggarap proyek kontruksi pada bangunan dengan bidang yang tinggi tentu bukanlah hal yang mudah. Sehingga harus membutuhkan planning yang tepat dan tentunya didukung material yang berkualitas terbaik untuk mendukung pekerjaan.
Scaffolding merupakan salah satu material wajib yang harus di pakai. Ini sangat penting untuk berbagai aktivitas pekerja kontruksi karena berguna untuk penyangga.
Kabid Rumah Susun Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Prov DKI Jakarta, Suharyanti saat dimintai tanggapannya melalui pesan whatsapp, Senin (28/08) terkait pekerjaan dinding yang tidak menggunakan scaffolding sebagai menyanggah pekerja, ia mengatakan, “saya koordinasikan dulu ya pak, saya lihat di RKS apakah 100% kerok atau berapa”.