Lewat studi yang diunggah Tandfonline, Dylan Shelterman dkk. dari Departemen Psikologi University of Maryland AS mengungkap sejumlah alasan perselingkuhan.
Studi berjudul What Do People Do, Say, and Feel When They Have Affairs? Associations between Extradyadic Infidelity Motives with Behavioral, Emotional, and Sexual Outcomes itu diunggah pada Desember 2020 dan melibatkan 495 responden. Sebanyak 87,9 persen responden merupakan heteroseksual dari universitas AS.
Baca Juga:
Polisi Biadab di Makassar, Dipergoki Selingkuh Lalu Seret Istri di Jalanan Pakai Mobil
Para peserta mengaku pernah selingkuh dalam hubungan mereka dan menjawab pertanyaan yang menjadi akar misteri: kenapa Anda selingkuh?
Peneliti mengungkapkan sebenarnya ada delapan alasan utama perselingkuhan. Yaitu kemarahan, harga diri, kurangnya cinta, komitmen rendah, kebutuhan akan variasi, pengabaian, hasrat seksual, dan situasi atau keadaan.
Meskipun sebagian besar perselingkuhan melibatkan seks, sebagian besar peserta merasakan beberapa bentuk keterikatan emosional dengan pasangan selingkuh.
Baca Juga:
Dugaan Penistaan Agama, Polda Metro Jaya Panggil Istri Pejabat Kemenhub
Secara signifikan, perselingkuhan lebih sering terjadi pada mereka yang melaporkan kurangnya perhatian atau kurangnya cinta dalam hubungan utama mereka, demikian dikutip dari laporan Scientific American.
Uniknya, sekitar dua pertiga partisipan (62,8 persen) mengaku merasa sayang kepada pasangan baru mereka. Sekitar empat dari 10 (37,6 persen) melakukan percakapan intim, sementara satu dari 10 (11,1 persen) mengatakan, "Aku mencintaimu."
Mereka yang melaporkan merasa kurang terhubung dengan pasangan utama mereka mengalami keintiman emosional yang lebih besar dalam perselingkuhan, kemungkinan sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan psikis itu.