WAHANANEWS.CO, Jakarta – Gegara kasus Mie Gacoan yang dituntut membayar royalti, beberapa kafe dan tempat makan kini khawatir memutar musik maupun lagu untuk menghibur pelanggan.
Heboh memutar musik dan lagu di kafe harus bayar royalti. Ternyata jenis musik yang didengar saat makan juga bisa pengaruhi rasa yang diterima lidah.
Baca Juga:
Penelitian Ungkap Generasi X dan Milenial Berisiko Tinggi Alami Kanker
Beberapa tempat makan sampai memilih hanya sekadar memutar suara alami seperti kicauan burung atau suara alam lainnya.
Dilansir dari BBC, Selasa (12/8/2025), Food Programme dalam episode Music and Food pernah membahas efek mendengarkan musik terhadap makanan. Ternyata menurut hasil penelitian ada kaitannya antara musik dan makanan.
Jenis musik yang didengar dapat memengaruhi psikologi penikmat makanan. Mulai dari tempo makan hingga rasa yang akan dominan pada lidah.
Baca Juga:
Kejati DKI Paparkan Asesmen Penerapan Pedoman Kejaksaan Terkait Penanganan Narkotika
Berikut 5 pengaruh mendengarkan musik ketika makan:
1. Bikin Jajan Lebih Banyak
Mustahil rasanya jika mendengar musik akan membuat seseorang belanja lebih banyak. Tetapi pernyataan tersebut telah diteliti oleh para akademisi di University of Leicester.
Dalam penelitian yang dilakukan, suara musik tertentu secara psikologis dapat memengaruhi seberapa banyak pelanggan akan mengeluarkan uangnya. Maksudnya mereka akan merasa tak keberatan untuk memesan makanan lebih banyak atau membeli benda lainnya bahkan yang tidak dibutuhkan.
"(Penelitian) ini memiliki berbagai macam konotasi tentang kecanggihan, kekayaan, dan kemewahan, dan membuat pelanggan merasa sedikit mewah. Di sebuah restoran, (musik) ini berdampak membuat seseorang akan mengeluarkan lebih banyak uang," jelas Dr Adrian North dari University of Leicester.
2. Volume Rendah bikin Makan Lebih Sehat
Ketika sebuah restoran atau tempat makan memutarkan musik, ternyata volume yang digunakan juga berdampak besar. Dr Dipayan Biswas dari University of South Florida, Amerika Serikat menemukan pengaruh suara musik atau lagu di restoran.
Suara musik yang rendah akan memengaruhi pelanggan bahkan sejak saat memilih makanan. Pada penelitiannya musik dengan suara di bawah 55 desibel akan membuat pelanggan memilih makanan lebih bijak.
Artinya jenis makanan yang dipilih cenderung lebih sehat. Sementara musik yang suaranya lebih besar dan berisik membuat 20% pelanggan akan memilih makanan yang manis dan berminyak.
3. Menguatkan Rasa pada Wine
Musik yang masuk ke dalam telinga berperan sebagai stimulan sehingga memengaruhi otak dan saraf lidah ketika menyantap makanan atau minuman. Charles Spence, profesor psikolog dari Oxford University membuktikannya secara ilmiah.
Musik tidak secara tersirat mengubah rasa makanan. Tetapi musik dapat memengaruhi seorang konsumen memberikan perhatian pada makanannya yang berdampak pada pengalaman makan.
Spence menyebut ada beberapa jenis musik tertentu yang dapat menonjolkan rasa anggur atau wine. Ia merekomendasikan, terutama pada bar dan winery, agar memilih musik dengan bijak.
4. Menonjolkan Rasa Manis atau Pahit
Dalam penelitian Spence, ditemukan juga nada musik yang diputar terhadap rasa makanan. Musik dengan nada tertentu dapat menonjolkan rasa manis atau pahit saat diterima oleh lidah.
Musik bernada tinggi akan membuat konsumen lebih sensitif terhadap rasa manis. Sementara musik dengan nada yang rendah membuat lidah lebih sensitif terhadap rasa pahit.
Ada beberapa pakar restoran yang ikut membuktikan penelitian tersebut. Mereka mencoba mengurangi kadar gula dalam kuenya tetapi memutar musik bernada tinggi. Hasilnya tak ada konsumen yang menyadari perubahan rasa manis yang berkurang.
5. Efek Musik pada Makanan
Pengaruh musik pada bahan makanan ternyata telah digunakan oleh sebuah kebun anggur di Spanyol. Ada satu proses untuk membuat anggur merah dimana tanaman anggurnya diperdengarkan musik.
Ketika anggur-anggur tersebut matang, selama 60 jam perkebunan akan diputarkan musik sesuai daftar putar yang sudah ditentukan. Lagu-lagu seperti rock simfonik diperdengarkan.
Ide ini terinspirasi dari konsep memperdengarkan bayi di dalam rahim untuk membantu tumbuh kembang otaknya. "Kami memutuskan untuk memutar musik untuk anggur saat masih dalam botol untuk melunakkan dan memberi rasa manis dari pembentukkan tannin di dalamnya," ujar Sonia Garcia, perwakilan Barahonda winery di Spanyol.
[Redaktur: Alpredo Gultom]