WahanaNews.co | Tentara Nasional Indonesia (TNI) akhirnya mengerahkan pasukan
penyelam militer untuk melaksanakan survei dan pengumpulan data terkait dampak yang
terjadi pada Bendungan Sungai Bawah Tanah Bribin II, akibat terjangan Badai
Cempaka yang menerjang pada 2017.
Survei ini bukan pekerjaan mudah,
sebab prajurit TNI yang dikerahkan ke lokasi harus masuk ke dalam perut bumi
nan gelap hingga kedalaman 104 meter dari permukaan tanah.
Baca Juga:
TNI AL dan Bea Cukai Perketat Jalur Laut Maluku dari Penyelundupan
Prajurit TNI yang dikerahkan berasal
dari Dinas Penyelaman dan Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Komando Armada
(Koarmada) II, TNI Angkatan Laut, di bawah pimpinan Kapten Laut (T)
Sugiarto.
Berdasarkan siaran resmi Koarmada II, dilansir Senin (9/8/2021), penyelam TNI tak asal masuk ke perut bumi.
Mereka harus turun ke dalam gua alam
lalu menyelam untuk bisa memeriksa kondisi Bendungan Bribin II yang berada di
sungai bawah tanah di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
Baca Juga:
Laksamana TNI (Purn) Yudo Margono Gantikan Laksamana TNI (Purn) Siwi Sukma Adji Jabat Ketum PPAL
Belum lagi, menurut
Kepala Dislambair Koarmada II, Kolonel Laut (T) Edward Simbolon, saat ini
kondisi bendungan itu tenggelam alias berada dalam air.
"Dalam upaya revitalisasi dan
rehabilitasi Bendungan Sungai Bawah Tanah Bribin II yang saat ini dalam kondisi
tenggelam, maka diperlukan data kondisi terkini. Namun untuk melaksanakan
survei data dan kondisi terkini bendungan, dan dengan melihat medan kerja dan
kondisi alam yang terbilang memiliki risiko tinggi tentunya dibutuhkan keahlian
penyelam khusus," kata Kolonel Edward Simbolon.
Kolonel Edward Simbolon menuturkan,
penyelam TNI AL dikerahkan ke lokasi atas perintah dari Panglima Koarmada II,
Laksda TNI Dr Iwan Isnurwanto.