WahanaNews.co, Jakarta - Pelawak Komeng memberikan penjelasan mengapa ia memutuskan mencalonkan diri sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di daerah pemilihan Jawa Barat.
Komeng menyatakan bahwa niatnya mencalonkan diri muncul karena ia ingin berjuang untuk dunia komedi yang telah memberikan kontribusi besar dalam hidupnya.
Baca Juga:
Aktivis Aceh: Jangan Sampai Rakyat Tidak Percaya Kepada Kejari Kota Subulussalam
Alasan utama Komeng adalah kecintaannya terhadap dunia komedi dan keprihatinannya terhadap kurangnya perhatian dari pemerintah.
"Saya awalnya melihat kok komedi ini gak diperhatikan," kata Komeng mengawali, dikutip dari kanal YouTube Deddy Corbuzier, Rabu (21/2/2024).
"Sebenarnya semua kebudayaan dan kesenian begitu, tapi hampir tidak diperhatikan menurut saya komedi," lanjutnya.
Baca Juga:
Anggota DPD RI Komeng, Sebut Prabowo Betul-betul Ingin Menyatukan Semua Pihak
Komeng berpendapat bahwa industri komedi mengalami minimnya perhatian, terutama belum adanya pengakuan resmi terkait Hari Komedi Nasional hingga saat ini.
Meskipun telah diajukan usulan bersama Persatuan Seniman Komedi Indonesia (PASKI) untuk menetapkan tanggal 27 September sebagai Hari Komedi Nasional, namun usulan tersebut belum mendapatkan persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).
"Sampai Hari Komedi aja gak ada, saya beneran ngajuin," ucap Komeng.
Adapun ia memilih tanggal tersebut karena merupakan hari ulang tahun Bing Slamet, seorang pelawak dan seniman legendaris.
"Minta hari tanggal 27 September hari lahirnya Bing Slamet. Kalau dilihat Bang Ben (Benyamin Sueb) legend juga tapi lebih dulu Bing Slamet. Bang Ben udah ada jalannya malah, di Kemayoran," jelas Komeng.
Komeng juga mengakutelah mendapatkan restu dari keluarga Bing Slamet, yang disampaikan oleh putranya, Adi Bing Slamet.
"Dulu memang pernah ditawarkan Bing Slamet untuk nama gedung kesenian kata anaknya, Adi. Kami dari PASKI ngomong 'boleh gak pake tanggal lahir bokap lo' 'oh boleh'. Kita ajukan, diterima tapi yang menentukan tetap eksekutif, legislatif hanya bisa menampung," ungkapnya.
Komeng berharap jika terpilih sebagai anggota DPD, dia bisa berkomunikasi langsung dengan Presiden untuk mempercepat persetujuan usulan tersebut, sehingga Hari Komedi Nasional dapat resmi disahkan.
"Saya pikir kan selama ini saya ada di luar, sekarang saya coba di dalem, kali aja saya bisa menemui Presiden, paling gak ya Menteri," pungkasnya.
Komedian Alfiansyah Komeng masih memimpin dalam perolehan suara pemilihan Calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jawa Barat pada Pemilu 2024.
Dengan foto nyelenehnya di surat suara, Komeng berhasil mengumpulkan lebih dari satu juta suara hingga saat ini.
Komeng juga melihat sekarang ini banyak komedian yang tak sejahtera karena luput dari perhatian pemerintah.
"Oh banyak (komedian senior hidup susah). Paling enggak kalau organisasi kita (komedian) ada kucuran dana atau apa kan. Ormas (organisasi masyarakat) aja dapat kucuran dana. Kita sampai sekarang enggak ada. Kita hibur orang loh pak, bantu pemerintah supaya rakyatnya bahagia," ujar Komeng.
"Hampir semua kebudayaan kesenian tidak begitu diperhatikan, tapi paling enggak diperhatikan komedi. Sampai hari ini aja enggak ada hari komedi. Hari musik ada, hari film ada," ujar Komeng.
"Udah beberapa kali saya ke gedung DPR, tapi enggak diterima," katanya menyambung.
Komeng sudah datang dua kali ke gedung DPR untuk menyampaikan keluh kesahnya terkait nasib komedian tersebut.
Bahkan, ia sampai bertemu Fadli Zon langsung di DPR, tapi aspirasinya belum dikabulkan.
"Benar, saya ketemu Pak Fadli Zon, diterima (surat soal hari komedi), cuma dijawab oh iya oke," tuturnya.
Menurut Komeng, komedi dan para pelakunya seharusnya lebih mendapat perhatian. Sebab, rakyat yang bahagia menurutnya adalah kunci kesuksesan sebuah negara.
"Rakyat bahagia kerjanya juga enak, kalau kerjanya enak, hasilnya juga bagus jadi bayar pajaknya juga lancar," ucap Komeng.
"Jangan main-main, kita kadang disuruh menghibur orang diri kita sendiri enggak terhibur, akhirnya banyak melakukan hal-hal negatif. Sekarang enggak usah deh minta hiburan, paling enggak negara bantuin deh pak. Bisa menghargai atau membantu, kalau mau memperdalam ada ini, ada dana hibah, banyak lah," pungkasnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]