WahanaNews.co | Tak ada handphone. Apalagi voice recorder. Semua arahan dari Presiden Jokowi harus dicatat dan diingat oleh para polisi yang datang ke Istana.
Presiden Jokowi memang mengundang secara khusus korps baju cokelat ke Istana. Mulai dari Kapolri, bintang 3, semua Kapolda hingga Kapolres, tumplek di Istana.
Baca Juga:
20 Oktober 2024: Melihat Nasib Konsumen Pasca Pemerintahan 'Man Of Contradictions'
Mereka dilarang bawa ajudan. Apalagi membawa handphone. Termasuk tidak boleh memakai topi dan membawa tongkat komando.
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjelaskan alasannya. Presiden Joko Widodo bertemu dengan 559 pejabat Polri di Istana Negara, yang terdiri dari 24 orang pejabat utama Mabes Polri (3 orang diwakili karena keluar negeri), 33 orang kapolda (satu orang diwakili karena ada kegiatan) serta 490 kapolrestabes, kapolresta dan kapolres jajaran.
"Ketika diskusi, di sini tidak ada tempat penyimpanan tongkat, (padahal) tongkat jumlahnya banyak, kedua, juga memperlama proses memasuki istana. Ketiga, kami minta tidak bawa HP (handphone) lagi-lagi untuk kenyamanan bapak-bapak pejabat lingkungan Polri," kata Kasetpres Heru Budi Hartono.
Baca Juga:
HUT ke-79 TNI, Ini Pesan Presiden Jokowi ke Prajurit Indonesia
Cukup panjang Jokowi memberi arahan. Arahan 'spesial' Presiden Jokowi ke para bintang hingga kapolres diawali dengan pujian. Namun selebihnya, lebih banyak berisi kritikan dan permintaan tegas soal gaya hidup.
Jumat 14 Oktober sore lalu, Jokowi mengawali dengan pujian kepada polisi. Institusi ini memang sudah banyak membantu pemerintah dalam menangani Covid-19.
Polisi dianggap salah satu lembaga yang paling sukses dalam menggencarkan suntik vaksin. Dan akhirnya, kepercayaan publik terhadap polisi kala itu melambung tinggi.
"Tetapi, begitu ada peristiwa FS, runyam semuanya dan jatuh ke angka yang paling rendah. Dulu, dibandingkan institusi-institusi penegak hukum yang lain, tertinggi. Sekarang, Saudara-saudara harus tahu, menjadi terendah. Ini yang harus dikembalikan lagi dengan kerja keras Saudara-saudara sekalian," kata Jokowi memulai 'serangannya' kepada jajaran Polri.
Nah, melalui jepretan fotografer dari Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, kita bisa melihat ketika para polisi ini sibuk mencatat. Sesekali mereka memang mendengarkan dengan seksama.
Namun kertas dan bolpoint selalu ada di tangan mereka.
Mari kita lihat momen yang terbilang langka itu. Semua foto-foto di dalam berita ini adalah karya dari Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden. [Tio]