WahanaNews.co, Jakarta - Putus cinta adalah pengalaman emosional yang sulit bagi siapa pun, baik pria maupun wanita. Namun, ada anggapan umum bahwa pria seringkali lebih sulit melupakan mantan kekasih dibandingkan wanita.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Artikel ini akan membahas beberapa aspek psikologis yang menjelaskan mengapa pria mungkin mengalami kesulitan lebih besar dalam melepaskan hubungan yang telah berakhir.
Baca Juga:
Video Pria Mengaku Ayah Bocah Viral di Nias Selatan Berseliweran di Medsos: Anakku Tidak Cacat
Perbedaan dalam Proses Menghadapi Perpisahan
Secara umum, pria dan wanita memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi perpisahan. Wanita cenderung lebih terbuka dalam mengungkapkan perasaan mereka dan mencari dukungan dari teman dan keluarga.
Mereka lebih mungkin untuk membicarakan perasaan mereka, yang dapat membantu proses penyembuhan emosional.
Baca Juga:
Dua Pria Diduga Terlibat Narkoba di Gunungsitoli Ditangkap Polisi
Sebaliknya, pria cenderung menyembunyikan perasaan mereka dan mungkin enggan mencari dukungan emosional dari orang lain.
Dalam budaya yang masih sering menekankan maskulinitas tradisional, menunjukkan kerentanan atau kesedihan bisa dianggap sebagai tanda kelemahan bagi pria.
Akibatnya, pria mungkin merasa terisolasi dan kesulitan memproses emosi mereka setelah putus cinta.
Keterikatan Emosional dan Identitas
Hubungan romantis seringkali memainkan peran penting dalam identitas diri seseorang. Bagi pria, kehilangan hubungan tersebut dapat berarti kehilangan bagian dari identitas mereka.
Mereka mungkin merasa kehilangan arah dan tidak tahu bagaimana mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh mantan kekasih.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam "Journal of Health and Social Behavior" menemukan bahwa pria lebih mungkin mengalami masalah kesehatan mental setelah putus cinta dibandingkan wanita.
Hal ini mungkin terkait dengan cara pria cenderung mendefinisikan diri mereka dalam konteks hubungan mereka. Ketika hubungan tersebut berakhir, mereka mungkin merasa kehilangan bagian dari diri mereka.
Pengaruh Hormonal
Hormon juga berperan dalam bagaimana pria dan wanita mengalami perpisahan. Hormon seperti oksitosin, yang sering disebut sebagai "hormon cinta," memainkan peran penting dalam keterikatan emosional.
Meskipun baik pria maupun wanita menghasilkan oksitosin, penelitian menunjukkan bahwa wanita memiliki respons oksitosin yang lebih kuat selama hubungan romantis.
Namun, ketika hubungan berakhir, pria mungkin mengalami penurunan drastis dalam tingkat oksitosin, yang dapat membuat mereka merasa lebih kesepian dan terisolasi.
Ini bisa menjadi salah satu alasan mengapa pria lebih sulit melepaskan hubungan yang telah berakhir.
Kenangan dan Idealitas
Pria cenderung lebih mungkin untuk mengidealkan mantan kekasih mereka setelah putus cinta. Mereka mungkin lebih fokus pada kenangan indah dan cenderung mengabaikan aspek-aspek negatif dari hubungan tersebut.
Hal ini bisa membuat mereka merasa sulit untuk melanjutkan hidup dan menerima kenyataan bahwa hubungan tersebut telah berakhir.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam "Personality and Social Psychology Bulletin," pria lebih mungkin daripada wanita untuk meromantisasi masa lalu dan mengingat hubungan mereka dengan cara yang ideal.
Ini bisa membuat proses melepaskan menjadi lebih sulit, karena mereka terus-menerus membandingkan pengalaman baru dengan kenangan yang terideal.
Strategi Mengatasi Kesulitan Pasca Putus
Meskipun sulit, ada beberapa strategi yang bisa membantu pria mengatasi kesulitan emosional setelah putus cinta:
1. Mencari Dukungan
Sangat penting bagi pria untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional. Berbicara tentang perasaan dapat membantu mengurangi beban emosional dan memberikan perspektif baru tentang situasi tersebut.
2. Mengembangkan Keterampilan Pengelolaan Emosi
Mengambil waktu untuk memahami dan mengelola emosi sendiri bisa sangat membantu.
Teknik seperti mindfulness, meditasi, atau terapi kognitif-behavioral dapat membantu pria belajar mengelola emosi mereka dengan cara yang lebih sehat.
3. Membangun Kembali Identitas Diri
Setelah putus cinta, penting bagi pria untuk menemukan kembali diri mereka di luar konteks hubungan tersebut. Membangun hobi baru, mengejar minat pribadi, atau menetapkan tujuan baru bisa membantu dalam proses ini.
4. Menghindari Kontak dengan Mantan Kekasih
Meskipun mungkin sulit, menghindari kontak dengan mantan kekasih bisa membantu pria memutus keterikatan emosional dan memfokuskan energi mereka pada penyembuhan.
5. Mencari Bantuan Profesional
Jika kesulitan emosional berlanjut, mencari bantuan dari terapis atau konselor bisa sangat bermanfaat. Profesional kesehatan mental dapat membantu mengatasi perasaan dan memberikan strategi untuk menghadapinya.
Kesulitan pria dalam melupakan mantan kekasih dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk cara mereka menghadapi perpisahan, keterikatan emosional, pengaruh hormonal, dan kecenderungan untuk meromantisasi masa lalu.
Memahami faktor-faktor ini dapat membantu pria mengatasi kesulitan emosional setelah putus cinta dan melanjutkan hidup dengan cara yang lebih sehat.
Dukungan dari teman, keluarga, dan profesional juga sangat penting dalam proses penyembuhan ini. Dengan waktu dan usaha, pria bisa belajar untuk melepaskan dan menemukan kebahagiaan kembali.
[Redaktur: Elsya TA]