WahanaNews.co | The Red Army adalah nama yang diberikan kepada suporter Manchester United (MU) yang hadir dengan antusias di laga tandang pada era tahun 1970-an. Terkhusus pada tahun 1974-1975, setelah itu, MU terdegradasi dari divisi utama Liga Inggris dan bermain satu musim di divisi kedua.
Red Army selalu menyebabkan kekacauan di seluruh negeri Inggris dengan mengunjungi stadion dimana mereka akan hadir lebih banyak dari pada fans tuan rumah, Sabtu (2/4/22).
Baca Juga:
Lanjuti Surat Edaran Bupati Karo ,Pedagang di Terminal Berastagi Direlokasi Ke Los Jahe-Jahe
Red Army sendiri sangat terkenal dengan segala eksistensinya serta ke loyalanya pada MU, hingga mendapatkan predikat sebagai kelompok Hooligans terbesar di negeri Inggris Raya.
Kelompok garis keras suporter MU ini selalu datang dengan jumlah yang besar. Mereka berbondong-bondong datang menggunakan kereta maupun menaiki bus.
Bahkan jika harus bertandang ke stadion rival sekalipun, seperti Arsenal, Chelsea, Liverpool dan Manchester City.
Baca Juga:
Berikan Jajan 10 Ribu Dan Mainan,Pria Dewasa Cabuli Anak di Bawah Umur
Mereka sering berkelahi dengan kelompok Hooligans lainnya, terutama dengan rival terberat mereka saat itu ICF (Inter CIty Firm) yang merupakan kelompok Hooligans dari klub West Ham United.
Bersama dengan penggemar Bolton Wanderers saat itu, mereka menusuk penggemar muda Blackpool hingga tewas di belakang The Kop Spion di Bloomfield Road kota Blackpool saat pertandingan Divisi II pada tanggal 24 Agustus 1974. Hal ini menyebabkan FA (Federasi Sepak Bola Inggris) mewajibkan seluruh stadion di Inggris memasang pagar tinggi.
Selama bertahun-tahun Red Army selalu hadir di pertandingan United dengan jumlah yang besar. Dan kini dalam era teknologi informasi yang sudah mendunia dengan adanya internet, Red Army semakin dikenal secara Global.