Perusahaan berbasis kripto itu sekarang menjadi salah satu tempat perdagangan cryptocurrency terbesar di dunia.
Perusahaan pertukaran yang berbasis di Bahama ini telah mengumpulkan aset senilai 32 milar dolar AS (Rp 458 triliun), dari perusahaan investasi terkenal seperti SoftBank, Tiger Global, dan Temasek. Spin Off nya bernilai 8 milar dolar AS (Rp 114 triliun).
Baca Juga:
17 Personil SAR Jambi di Berangkatkan ke Sumbar untuk Bantuan Evakuasi Erupsi Gunung Merapi
Pertukaran FTX sekarang lebih berharga daripada Twitter, raksasa bursa saham Nasdaq, dan Deutsche Bank Jerman.
Pada tahun 2018, dia menyadari bahwa pertukaran kripto yang ada tidak terlalu baik, seperti bermasalah, tidak aman, dan hampir tidak memiliki dukungan pelanggan.
Meski sempat ragu tidak akan mendapatkan pelanggan, namun lambat laun pelanggan datang. Orang-orang mulai berbicara tentang pertukaran baru di media sosial, dan memberi tahu teman-teman mereka.
Baca Juga:
Kasus Pembangunan Stadion Mini di Sungai Penuh, Kejari Tetapkan Tiga Tersangka
Volume Harian Mencapai Rp 859 Triliun
Pelanggan yang awalnya hanya sedikit pun kini telah bebondong-bondong datang. Pada tahun 2021, FTX memiliki 5 juta pengguna pada akhir tahun.
Volume harian mencapai rekor 60 miliar dolar AS (Rp859 triliun) pada bulan Mei.