Mereka diizinkan hidup di Kota Batavia dan kawasan Omelanden. Hak-hak yang mereka dapatkan setara orang Eropa. Mereka dapat membangun rumah dan bekerja di Batavia.
Segala macam kebutuhan kaum Mardijker diberikan oleh VOC. Pembangunan Portugese Buitenkerk, salah satunya. Gereja Portugis itu sengaja didirikan sebagai bukti kedekatan hubungan antara orang Belanda dan Mardijker.
Baca Juga:
Ramai Diperbincangkan di Media Sosial, Ternyata Ini Arti Istilah ‘Jodoh Spek VOC’
Lagi pula, peletakan batu pertama Gereja Portugis itu dilakukan langsung oleh perwakilan Raad van Indie (Dewan Hindia), Pieter van Hoorn pada 19 Oktober 1693.
Gereja yang kini terletak di Jalan Pangeran Jayakarta pun selesai dibangun dua tahun setelahnya, atau pada 1695.
“Ciri khas kelompok Mardijker adalah bahasanya. Mereka menggunakan bahasa Portugis (barangkali dialek Asia dan beragama Kristen. Kelak sesudah Malaka direbut VOC pada tahun 1641 banyak orang yang mengaku keturunan Portugis itu berdatangan ke Batavia. Mula-mula mereka diberi tempat di dalam kota.”
Baca Juga:
Kenali Keindahan Benteng Amsterdam di Pinggir Pantai Negeri Hila Maluku
“Beberapa tahun kemudian mereka dipindahkan keluar tembok kota dan diberi gereja yang dikenal dengan nama Portugese Buitenkerk, yang berarti Gereja Portugis di luar tembok kota. Gereja itu sekarang dikenal dengan nama Gereja Sion,” terang Muhadjir dalam buku Bahasa Betawi: Sejarah dan Perkembangannya (2000). [Tio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.