Pembangunan sodetan itu menghabiskan waktu sebulan. Seseorang menasihatinya agar setiap dalam pekerjaan selalu wudhu. Suatu kali, nasihat itu dilanggar oleh pekerjanya dan lantas sakit.
"Ada yang batal wudhu di dalam, sakit 3 hari. Sembuhnya masuk ke dalam sumur, sembuh. Jadi sebelum orang lain merasakan, kita meraksan dulu khasiatnya," ujarnya.
Baca Juga:
Hadiri Acara Panen Hasil Belajar di SMA Santa Maria Kabanjahe: Bupati Karo Ciptakan Sejarah Baru dan Dorong Kewirausahaan
Sumur itu katanya adalah peninggalan Ki Buyut Qosim pejuang dari Serang keturunan Arab semasa perang melawan Belanda. Orang tua Ki Buyut adalah Syekh Bangi Muharam yang makanya ada di Luar Bantang.
Kebetulan, saat dikejar-kejar Belanda, sumur itu pernah dijadikan tempat persembunyian. Lokasi yang sekarang jadi gedung Polres juga adalah tanah perkebunan dan persawahan.
"Kebetulan bersembunyi di situ, maka tidak ketemu oleh Belanda," ujarnya.
Baca Juga:
FGD FKMPS: Selamatkan Bangsa Melalui Pemahaman Sejarah
Firdaus sendiri adalah salah satu keturunannya. Keturunan yang lain salah satunya pengurus pesantren Ponpes Miftahussa"adah di Neglasari, Serang.
Belum lama ini, Kapolres Serang Kota AKBP Maruli Hutapea juga mengatakan bahwa ia dititipi untuk menjaga keberadaan Sumur Sepuh itu. Dan kebetulan, sumur itu berdampingan dengan asrama polisi di bagian belakang.
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.