Kenly bercerita, satu hari setelah
pengumuman anaknya lulus, ia mendapat panggilan dari Polda Sulut.
"Waktu saya menghadap, mereka
bilang ada error. Jadi, anak saya sebenarnya tidak lulus.
Mereka pun mulai mengemukakan alasan, tetapi saya tidak gubris lagi apa yang
mereka katakan," ujar Kenly, Kamis (29/7/2021).
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Kenly menambahkan, pada saat itu ia
juga diminta untuk menandatangani sebuah berkas dokumen yang ia tidak tahu apa
isinya.
Kala itu ia bersikeras menolak
menandatangani dokumen misterius tersebut.
"Mereka berupaya agar saya
menandatangani dokumen yang disodorkan tetapi saya tolak. Bahkan, saat saya mau
pulang dan sementara menuruni tangga Polda Sulut, saya masih diminta untuk tanda
tangan," papar Kenly.
Baca Juga:
Perang Melawan Narkoba: Polda Sumut Ungkap 32 Kasus dan Sita 201 Kg Sabu, 272 Kg Ganja serta 40.000 butir Ekstasi
Anggota DPR RI asal Sulut, Hillary
Brigita Lasut, ikut turun tangan dalam menangani
kasus viral ini.
Ia mengirimkan surat terbuka kepada
Presiden RI, Joko Widodo, dan Kapolri, Jenderal Pol Listyo
Sigit Wibowo.
Hillary mempertanyakan nasib Rafael
Malalangi, pemuda asal Minsel yang sempat diumumkan lulus seleksi calon Bintara
Polri 2021 di Polda Sulut.