WahanaNews.co | Film G30S PKI atau judul sebenarnya Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI adalah film yang mengisahkan penculikan hingga pembunuhan yang terjadi pada 30 September 1965.
Sinopsis film G30S PKI menampilkan kisah tentang para perwira Angkatan Darat, ajudan, hingga rakyat biasa yang menjadi korban pembantaian PKI (Partai Komunis Indonesia).
Baca Juga:
Jokowi Bersihkan Nama Soekarno dari G30S PKI
Berdurasi 271 menit, film G30S PKI merupakan karya terbesar dari sutradara Arifin C Noer, naskahnya ditulis oleh Nugroho Notosusanto, dan diproduseri oleh G Dwipayana.
Film bergenre dokumenter drama (dokudrama) ini diproduksi langsung oleh perusahaan Perum Produksi Film Nasional (PPFN).
Dirangkum berbagai sumber, berikut sinopsis film G30S PKI yang diangkat berdasarkan kisah nyata.
Baca Juga:
PKI Bunuh Gubernur Jatim di Ngawi
Sinopsis Film G30S PKI
Ilustrasi. Sinopsis film G30SPKI (Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)
Film G30S PKI berusaha menggambarkan secara detail tragedi yang terjadi pada 30 September 1965, saat tujuh perwira tinggi militer Indonesia bersama beberapa orang terdekatnya dibunuh atas dasar kudeta pemerintahan Indonesia.
Film ini dibuka dengan adegan sekelompok orang yang digambarkan sebagai anggota PKI, melalui shoot lambang palu arit dan buku soal DN Aidit.
Sekelompok orang itu kemudian mengambil senjata seperti golok dan celurit untuk menyerang sejumlah orang yang tengah melakukan ibadah salat jemaah di masjid.
Dalang di balik rencana jahat itu adalah kelompok PKI yang merasa bahwa misi mereka tidak pernah sejalan dengan TNI Angkatan Darat.
Buntut dari hal itu tepatnya pada 30 September menuju 1 Oktober 1965, kelompok yang mengklaim sebagai anggota 'Gerakan 30 September' mulai melancarkan aksinya.
Dalam film G30S PKI diperlihatkan pada 30 September 1965, sekelompok tentara telah mengepung sebuah rumah di Jalan Hasanuddin 53, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Rumah itu dihuni oleh Brigadir Jenderal Donald Isaac Pandjaitan bersama keluarganya. Pandjaitan diminta untuk segera menemui Presiden Soekarno karena situasi darurat.
Pandjaitan juga sempat menuruti perintah para tentara PKI. Ia rela mengikuti perintah anak buah Untung yang ingin menculiknya.
D.I Pandjaitan meminta untuk berdoa terlebih dahulu. Karena terlalu lama, Pandjaitan ditembak sebelum diseret masuk ke dalam truk tentara PKI.
Kematian tragis Jenderal Pandjaitan disaksikan langsung oleh anak dan istrinya, karena insiden itu berlangsung di teras rumah mereka.
Tak hanya itu, film G30S PKI turut menceritakan bagaimana para PKI ini membuat rekayasa cerita hingga kronologi ketika mereka menculik para jenderal.
Saat akan diculik, Jenderal Abdul Harris Nasution sempat melarikan diri melompati tembok. Nahas, putrinya Ade Irma Suryani Nasution justru menjadi korban karena tertembak.
Kapten Pierre Tendean, Jenderal MT Haryono, dan beberapa jenderal lain yang diculik bernasib sama.
Mereka semua diculik, lalu disiksa hingga tewas, dan dibawa ke kamp G30S PKI di daerah Lubang Buaya, kawasan Cipayung, Jakarta Timur.
Sementara itu, Kepala Jaksa Militer Sutoyo Siswomiharjo, Mayjen Siswondo Parman, dan Letnan Jenderal Soeprapto ditangkap paksa dan dibawa menuju ke tempat yang tak diketahui.
Pemeran Film G30S PKI
Film G30SPKI yang rilis pada 1984 ini diisi oleh beberapa aktor dan aktris Indonesia. Berikut daftar pemerannya:
Umar Kayam sebagai Presiden Soekarno
Amoroso Katamsi sebagai Mayjen Soeharto
Rudy Sukma sebagai AH Nasution
Ade Irawan sebagai Ny AH Nasution
Keke Tumbuan sebagai Ade Irma Suryani
Didi Sadikin sebagai Sarwo Edhie Wibowo
Wawan Wanisar sebagai Kapten Pierre Tendean
Syubban Asa sebagai DN Aidit
Bram Adrianto sebagai Kolonel Untung
Penghargaan Film G30S PKI
Meski sempat menuai pro dan kontra, film G30S PKI tercatat mendapat banyak penghargaan dari lembaga perfilman Indonesia.
Pada tahun 1984, Festival Film Indonesia memberikan banyak penghargaan dengan kategori berikut:
Piala Citra untuk Film Cerita Terbaik
Piala Citra untuk Skenario Terbaik (Arifin C Noer)
Piala Citra untuk Penyutradaraan Terbaik (Arifin C Noer)
Piala Citra untuk Pemeran Utama Pria Terbaik (Amoroso Katamsi sebagai Mayjen Soeharto)
Piala Citra untuk Artistik Terbaik (Farraz Effendy)
Piala Citra untuk Musik Terbaik (Embie C Noer)
Piala Citra untuk Tata Kamera Terbaik (Hasan Basri)
Pada 1985, Festival Film Indonesia memberikan penghargaan Piala Antemas pada film G30S PKI, dengan kategori Film Unggulan Terlaris 1984-1985.
Sinopsis film G30S PKI yang berdasarkan kejadian nyata ini sebelumnya tayang di stasiun televisi Nasional, bahkan sempat dilarang untuk diedarkan lagi.
Namun saat ini, film Pengkhianatan G30S PKI dapat disaksikan kembali secara langsung melalui layanan streaming Vidio.
Demikian sinopsis film G30S PKI, semoga dapat bermanfaat. [afs]