Ia juga berpikir bahwa orang Mesir
kuno mampu mengukur Bumi.
Selain itu, dengan membuka satu hasta
Piramida Besar, ia berpikir akan mampu mengukur keliling Bumi.
Baca Juga:
Buyer Mesir Minati Gaharu Indonesia
Lebih lanjut, ia berharap itu akan
membawanya ke langkah-langkah kuno lainnya dan memungkinkannya untuk mengungkap
arsitektur dan dimensi Kuil Sulaiman, pengaturan kiamat dan menafsirkan makna
tersembunyi Alkitab.
Newton tenggelam dalam pseudosainsnya
mempelajari alkimia dan mencari makna esoteris di tempat yang berbeda.
Piramida Mesir kuno, khususnya
kumpulan yang paling fotogenik dan ikonik di Giza, selalu menjadi magnet bagi
esoterik.
Baca Juga:
Presiden Mesir Mendesak Mediasi Internasional untuk Gencatan Senjata di Gaza
Faktanya, bidang spekulasi pseudosains
tentang piramida begitu besar, sehingga --seperti
ufologi-- ia memiliki nama sendiri: piramidalogi.
Newton merahasiakan obsesinya pada
alkimia dan keyakinan religius heterodoksnya.
Bukan karena ia takut keyakinannya
akan mendiskreditkan karya ilmiahnya, atau sebaliknya, melainkan karena pandangannya
yang tidak ortodoks akan membuatnya kehilangan karier.