Salah satu dampak dari pergerakan
lempeng tektonik itu, dia memberikan contoh, adalah gempa-gempa yang terjadi di
selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur.
Berdasarkan pergerakan modern, kata
Haryadi, kerak Benua Australia mendekat sekitar 5-7 cm per tahun.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
"Tapi tentu saja tidak tetap
pergerakannya," tutur dia.
Menurut Haryadi, berbicara mengenai
lempeng atau kerak, jangan melihat dari garis pantai, tapi termasuk juga bagian
laut dangkalnya.
Saat ini, lempeng
Indo-Australia sudah menabrak Sumatera-Jawa-Sumba, dan manifestasinya berupa gempa-gempa dan aktivitas
atau munculnya gunung api.
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
Selain itu, Haryadi berujar, kerak
Benua Australia sudah berada di bawah Timor-Aru, Papua.
Wilayah ini merupakan bagian dari
kerak Benua Australia yang sekarang bertabrakan dengan lempeng Carolina.
Jika melihat asalnya, hanya ada
Sumatera-Kalimantan yang bagian dari Eurasia dan Papua bagian dari utara
Australia.