"Diminta pelan-pelan untuk masuk. Kuncinya itu, ya, agar anak fokus saja, bukan untuk menyakiti. Dan ini juga tidak boleh dipaksa," kata dia.
Terapi wicara untuk anak autis adalah kesabaran. Para terapis seharusnya sudah memiliki lisensi atau sertifikasi terapi wicara untuk anak dengan autisme. Hal ini dibutuhkan sebagai bekal menghadapi anak-anak dengan autisme yang sulit mematuhi atau menerima arahan orang lain.
Baca Juga:
Kesulitan Berhenti Merokok? Konsultasi Psikiater dan Ahli Kesehatan Jiwa di Klinik
Terapis harus memahami keinginan anak. Mereka harus dibuat nyaman dan percaya bahwa apa yang dilakukan berguna dan untuk kepentingannya.
"Idealnya itu, si anak harus dibuat nyaman dengan situasi. Dan itu tidak bisa cepat, semua harus perlahan dan memang cukup lama," kata Mira.
Terapi wicara untuk anak autis juga harus dilakukan setiap hari. Dengan waktu normal dua hingga tiga jam setiap harinya.
Baca Juga:
Kisah Haru Siswi Autisme Asal Amerika Serikat Diterima di 18 Universitas
Saat memberikan terapi, terapis wicara juga tidak boleh memaksakan kehendak. Jika anak sudah enggan, bosan, atau bahkan tantrum, kegiatan harus dihentikan. Kenyamanan anak dengan autisme adalah hal utama.
"Karena kalau sudah nyaman, mereka percaya. Kalau sudah percaya, mereka akan mau mengikuti instruksi terapisnya," kata dia. [ast]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.