Keputusan besar diambil Yanti, yang memilih melepas jabatan Kepala Human Resource Development (HRD) di salah satu perusahaan farmasi di Jakarta pada 2011.
Hal itu ia lakukan lantaran harus merawat ibunya, Tjitjih Rukarsih, yang sakit di Desa Lampegan, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Salurkan Bantuan ke 7 Posko Erupsi Gunung Lewotobi
Di sela-sela merawat sang ibu, Yanti memperhatikan sejumlah ibu-ibu yang tidak banyak beraktivitas di lingkungan kampung halamannya, dan cenderung ngobrol ngalor-ngidul alias ngerumpi.
Yanti lantas mengajak ibu-ibu itu belajar menjahit, agar bisa mendapatkan penghasilan.
Sayangnya, sebagian besar dari mereka menolak gagasan Yanti, karena tidak punya kepercayaan diri dan tidak yakin produk yang dihasilkan bisa laku terjual.
Baca Juga:
Pertamina Manfaatkan Potensi Alam untuk Serap Karbon Lewat Dua Inisiatif Terintegrasi
Kendati banyak dapat penolakan, Yanti tak mau menyerah.
Pada 2016, ia membentuk kelompok bernama Wanita Mandiri, yang beranggotakan tujuh orang.
Pelan-pelan, ia mulai membimbing para ibu-ibu untuk memulai usaha menjahit.