WahanaNews.co, Jakarta - Setelah melakukan penerbangan, biasanya wisatawan sering merasa lelah, pusing atau seringkali menyebutnya jet lag. Ini alasannya.
Menurut Mayo Clinic, jet lag berarti gangguan tidur sementara yang bisa mempengaruhi siapa saja yang bepergian dengan cepat melintasi berbagai zona waktu. Jam internal tubuh kita tetap berada di satu zona waktu, sementara fisik kita melakukan perjalanan ke zona lain.
Baca Juga:
Berikut 5 Tips Bagi Kamu yang Takut Terbang
Hal ini berlawanan dengan kepercayaan yang banyak diketahui orang, jet lag tidak disebabkan kurang tidur.
Melansir detikcom, berikut alasan traveler jet lag:
1. Dehidrasi
Baca Juga:
Dear Traveler! Ini Tips dari Pilot Bagi Kamu yang Takut Terbang
Bukan rahasia lagi kalau suasana udara di kabin pesawat sangat kering. Menurut The Points Guy, hal ini disebabkan oleh ketinggian. Namun juga karena sistem penyaringan pesawat yang tak bisa membuat udara selembab di daratan.
Ditambah lagi, konsumsi minuman berkafein atau beralkohol bisa membuat orang sering mengalami kulit kering, sakit kepala dan pusing.
2. Ketinggian dan Tekanan Pesawat
Saat berada di pesawat, tubuh harus menyesuaikan diri dengan cepat untuk berada di atas ketinggian puluhan ribu kaki. Inilah alasan mengapa kabin diberi tekanan untuk meminimalisir efek berada di ketinggian, tapi hal ini juga bisa membebani tubuh.
Tekanan di kabin bisa membuat traveler seperti berada di Pegunungan Rocky atau Machu Picchu dengan ketinggian antara 6.000 dan 8.000 kaki. Saat berada di ketinggian, udara juga jauh lebih tipis sehingga oksigen lebih sedikit dari pada di darat.
Di kabin, saat berada di ketinggian, traveler bisa merasakan tekanan telinga hingga merasa sedikit kembung karena perubahan tekanan menyebabkan gas di dalam perut dan usus mengembang.
3. Stres
Menurut klinik Cleveland, mungkin ada beberapa faktor stres seperti berusaha untuk tiba di bandara tepat waktu, berjuang melewati keamanan dan menemukan gate di mana akan menaiki pesawat hingga berada di antara banyak orang. Hal ini mungkin bisa membuat traveler merasa kurang nyaman saat berada di kursi saat akan melakukan perjalanan jarak jauh.
4. Terkena virus/kuman
Sistem penyaringan udara di pesawat memang cukup canggih akhir-akhir ini dan bisa membantu menyaring kuman dan virus. Namun tetap saja, traveler bisa terpapar kuman dan virus dari orang-orang sekitar atau benda-benda yang tersentuh di bandara.
"Kami bisa menangkap sesuatu dari penumpang lain yang batuk, bersin atau bahkan hanya bernapas," kata Matthew Goldman dari Cleveland Clinic.
[Redaktur: JP Sianturi]