WAHANANEWS.CO, Jakarta - Banyak orang yang memilih tetap berteman dengan mantan pacar karena ingin menjaga hubungan baik dan menghindari suasana canggung jika bertemu di masa depan.
Namun, berhati-hatilah, karena keinginan untuk tetap berkomunikasi dengan mantan bisa menjadi tanda sifat psikopat yang tidak Anda sadari sebelumnya.
Baca Juga:
4 Tanda Seseorang Bukan Orang Baik Menurut Psikologi, Salah Satunya Sering Bermain Sebagai Korban
Penelitian psikologi dari Oakland University menemukan adanya area abu-abu dalam hubungan pertemanan antara mantan pasangan.
Niat untuk berteman dengan mantan sering kali mencerminkan motivasi manipulatif, seperti keinginan memperoleh informasi, uang, atau bahkan seks.
Motivasi semacam ini merupakan karakter kompleks yang melibatkan permainan emosi yang dinamis.
Baca Juga:
Ini Ciri-Ciri Psikopat Bisa Tumbuh Pada Anak
Kesimpulan ini didapatkan dari dua studi yang dipimpin oleh Justin Mogilski dan Dr. Lisa Welling, yang melibatkan 861 peserta untuk menguji teori adanya potensi sifat psikopat pada orang yang tetap berhubungan dengan mantan pacar.
Para partisipan diminta menjawab pertanyaan tentang alasan putus dan alasan mereka memilih berteman dengan mantan.
Mereka juga mengisi kuesioner untuk mengungkap tipe kepribadian secara klinis, yang dirancang untuk mendeteksi perilaku menyimpang seperti narsisme, dominasi, dan psikopati.
Hasil studi sebelumnya menunjukkan bahwa mereka yang mendapat skor tinggi dalam uji coba ini cenderung memilih pertemanan berdasarkan keuntungan pribadi.
Para peneliti kemudian tertarik mempelajari lebih lanjut motivasi seseorang dalam mempertahankan hubungan baik dengan mantan kekasih sebagai teman.
Dalam jurnal Personality and Individual Differences, Mogilski dan Welling menyatakan bahwa alasan utama pria berteman dengan mantan pacar adalah untuk akses seksual.
Pria lebih cenderung mengubah pertemanan menjadi hubungan seksual, dan motivasi seksual ini dianggap sebagai indikasi potensi psikopat.
Menurut para peneliti, peserta yang memilih seks sebagai alasan utama cenderung mendapat skor tinggi dalam penilaian perilaku menyimpang.
"Putusnya hubungan romantis memang mengakhiri romansa, namun studi ini menunjukkan bahwa pertemanan dengan mantan justru dapat memperburuk situasi dibandingkan dengan berpisah sepenuhnya," ungkap Mogilski.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]