WAHANANEWS.CO, Jakarta - Netflix kembali menghadirkan drama kriminal berbasis kisah nyata yang menggugah sekaligus menyeramkan.
Serial terbaru berjudul The Monster of Florence ini menyoroti salah satu kasus pembunuhan berantai paling mengerikan dalam sejarah Italia modern.
Baca Juga:
Kesepakatan Bersejarah, Netflix Setujui Pembelian Warner Bros Senilai Rp1.200 Triliun
Diciptakan oleh Leonardo Fasoli, sosok kreatif di balik Gomorra dan ZeroZeroZero, bersama Stefano Sollima, sutradara yang dikenal lewat film ACAB dan Romanzo Criminale, miniseri ini berhasil memadukan ketegangan investigasi dengan potret kelam sisi gelap manusia.
Serial ini dibintangi oleh Liliana Bottone (Parthenope), Marco Bullitta (The Mute Man of Sardinia), Francesca Olia (Timor), dan Giacomo Fadda (To Rome with Love).
Liliana Bottone memerankan jaksa Silvia Della Monica, tokoh sentral yang berjuang mengungkap jati diri sang pembunuh misterius yang dijuluki Il Mostro atau Sang Monster.
Baca Juga:
Sambut Desember, Ini Film Natal Netflix yang Wajib Masuk Daftar Tontonan
Berlatar di pinggiran kota Florence, Italia, kisah ini membawa penonton menelusuri teror yang melanda masyarakat selama hampir dua dekade.
Seorang pembunuh berantai menargetkan pasangan muda, menyerang mereka secara brutal, lalu memutilasi korban tanpa pola jelas.
Kekejaman dan kecerdikan pelaku membuat pihak kepolisian frustrasi dan masyarakat hidup dalam ketakutan mendalam.
Dari tahun 1968 hingga 1985, sedikitnya 16 orang menjadi korban.
Media Italia pun menamai pelaku “Il Mostro di Firenze” Sang Monster dari Florence simbol dari kengerian dan misteri yang tak pernah sepenuhnya terpecahkan.
Miniseri berdurasi empat episode ini menghadirkan pendekatan unik: setiap episode disajikan melalui sudut pandang tersangka yang berbeda.
Pendekatan multi-perspektif ini menambah kompleksitas alur, memperlihatkan bagaimana kebenaran bisa terdistorsi oleh asumsi, ambisi, dan ketakutan.
Ceritanya dibuka dengan penemuan sepasang remaja yang ditemukan tewas di dalam mobil di daerah terpencil.
Jaksa Silvia tiba di lokasi kejadian saat polisi belum menemukan petunjuk apa pun.
Dalam upaya mengguncang sang pelaku, ia berbohong kepada media, dengan menyebutkan bahwa salah satu korban sempat memberikan ciri-ciri pembunuh sebelum meninggal.
Langkah berisiko itu dimaksudkan untuk memancing pelaku agar melakukan kesalahan.
Dari sinilah, penyelidikan mengarah ke kasus lama tahun 1968, ketika Barbara Locci dan kekasihnya ditemukan tewas.
Saat itu, Stefano Mele, suami Barbara, telah divonis 45 tahun penjara.
Namun, hasil pemeriksaan balistik kemudian menunjukkan bahwa senjata yang digunakan oleh Il Mostro identik dengan pistol milik Stefano.
Temuan tersebut membuka kembali luka lama dan menimbulkan pertanyaan besar: apakah Stefano benar-benar pelaku, atau hanya kambing hitam dalam jaringan rahasia yang lebih kelam?
Penyelidikan membawa Silvia ke masa lalu keluarga Mele yang penuh kekerasan dan kebohongan.
Di sanalah benang merah kasus mulai terurai sekaligus membuka bab baru yang lebih berbahaya.
Di tengah manipulasi, tekanan media, dan intrik internal kepolisian, Silvia berjuang mencari kebenaran.
Pertanyaan besar pun menggantung hingga akhir: apakah Il Mostro masih hidup dan apakah ia akan membunuh lagi?
Dengan sinematografi kelam khas Italia dan penulisan yang tajam, The Monster of Florence bukan hanya mengisahkan pembunuhan, tetapi juga potret bagaimana ambisi, ketakutan, dan kebohongan bisa menelan keadilan itu sendiri.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]