Eko bersama komunitasnya itu, sepakat berkomitmen menyisihkan 20 persen keuntungan dari investasi uang kripto sebagai sumbangan yang dapat dimanfaatkan buat pembangunan masjid hingga musala.
Setelah merasakan cuan yang cukup besar saat nilai investasi kripto melejit di rentang akhir tahun 2020 sampai awal tahun 2021, komunitas yang mereka beri nama Kebun Online itu kemudian tercatat membantu pembangunan 10 masjid di beberapa daerah.
Baca Juga:
Iran Eksekusi Mati 4 Pria Gara-gara Kerja Sama dengan Israel
"Kemudian datang proposal dari masjid lain, jadi saya ada 10 masjid. Di Cicalengka 3, di Cilacap 4, di Sulawesi, di NTT sama NTB. Ini akan dilanjutkan, saya belajar konsisten menyisihkan 20 persen untuk umum, jadi enggak terbatas masjid, ke sepak bola, ke pertanian juga yang enggak ada modal saya beliin bibitnya," kata Eko.
Awal perkenalan Eko dengan investasi uang kripto dimulai pada tahun 2012. Dia mengenang masa itu sebagai saat-saat sulit baginya.
Krisis keuangan keluarga setelah sang ayah berhenti bekerja dari perusahaan BUMN, membuat dia berangkat ke Bandung untuk belajar menjahit. Eko kemudian merasakan yang namanya kena PHK, sehingga mulai muncul pikiran bagaimana cara mendapatkan uang.
Baca Juga:
Meninggal Mendadak, Segini Harta yang Ditinggalkan Juragan Kripto
Setelah berselancar di internet, ia kemudian pernah menjalani berbagai profesi. Mulai dari ikut MLM, sampai menawarkan produk asuransi.
Kala itu, ia sering mendapatkan masalah dengan teman atau tetangga lantaran tak mulusnya penawaran asuransi yang ia sarankan. Setelah itu, ia kemudian mulai mengenal investasi kripto.
"Sejak 2012 itu ngalamin yang namanya naik 20 juta terus turun lagi, Sempat berhenti sebentar di 2013 sampai 2015 enggak terlalu intens. 2015 saya mulai beli lagi tepatnya saya nyisihin kalau dihitung berapa enggak kehitung pastinya ya. Saya nyimpan tiap bonus kerja nyisihin di celengan, kalau dibulatkan ya tidak lebih 10 jutaan lah," ungkapnya.