Setelah setahun mengalami radiasi, suhu beku, dan mendidih,
para ilmuwan mendapatkan bakteri penjelajah angkasa kembali ke Bumi, baik
rehidrasi di Bumi dan Orbit Rendah Bumi (LEO), dan membandingkan hasilnya.
Tingkat kelangsungan hidup jauh lebih rendah untuk bakteri
LEO dibandingkan dengan versi kontrol, tetapi bakteri yang bertahan tampaknya
baik-baik saja, bahkan jika ada perubahan sedikit dari sesama bakteri yang
terikat di Bumi.
Baca Juga:
Bakteri Langka Mematikan Merebak Pesat di Jepang
Tim menemukan bahwa bakteri LEO ditutupi dengan benjolan
kecil atau vesikel di permukaan dan beberapa protein serta mRNA menjadi lebih
melimpah. Tim tidak begitu yakin mengapa vesikel terbentuk, tetapi para ahli
memiliki beberapa hipotesis.
"Vesikulasi intensif setelah pemulihan dari paparan LEO
dapat berfungsi sebagai respons stres cepat, yang meningkatkan kelangsungan
hidup sel," tulis tim ilmuwan tersebut, seperti dikutip Live Science, Rabu
(11/11/2020).
Baca Juga:
Tips Menjaga Kebersihan Saat Menstruasi Selama Kegiatan Mendaki atau Hiking
Para ilmuwan menambahkan bahwa vesikel membran luar mungkin
mengandung protein yang penting untuk perolehan nutrisi, transfer DNA,
pengangkutan racun dan molekul penginderaan kuorum, memunculkan aktivasi
mekanisme resistensi setelah paparan luar angkasa.
Penelitian semacam ini dapat membantu memahami apakah bakteri
dapat bertahan hidup di dunia lain, terlebih jika ada bakteri yang dibawa
manusia bergerak lebih jauh ke luar angkasa.
Penelitian ini telah dipublikasikan di Microbiome yang
menunjukkan bahwa kelangsungan hidup Deinococcus radiodurans, mungkin terjadi
untuk periode yang lebih lama karena sistem respon molekulernya efisien. [qnt]