WahanaNews.co | Ilmuwan digegerkan dengan penemuan kepiting tertua di dunia yang terawetkan di dalam getah sehingga seluruh organnya masih utuh. Kepiting ini bernama Creptasara Athanata dan diperkirakan sudah berusia 100 juta tahun.
Karena keutuhannya yang sempurna, seperti dikutip dari IFL Science, Kamis (21/10/2021) fosil ini jadi penemuan luar biasa yang akan menghadirkan sejumlah wawasan menarik yang menyoroti bagaimana kepiting darat menyimpang dari para 'sepupu' mereka sebelumnya yang hidup di laut.
Baca Juga:
Tak Selalu Lebih Pintar, Ini Penjelasan soal Otak Pria yang Lebih Besar dari Wanita
Insang kepiting sangat halus, karenanya sulit terawetkan hingga jutaan tahun. Namun pada peneliti terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances ini, diketahui bahwa insang fosil C athnata dalam kondisi sangat baik.
Struktur mereka menunjukkan bahwa pada masanya, kepiting ini menikmati gaya hidup amfibi atau penghuni air, menjadikannya berevolusi dari nenek moyangnya yang tinggal di darat.
Ini menarik, karena akan menunjukkan bahwa kepiting sejati sudah ada di habitat air tawar pada awal zaman Kapur Akhir, jauh lebih awal dari perkiraan sebelumnya, dan pada gilirannya menutup celah dalam catatan fosil yang jarang sekitar 50 juta tahun.
Baca Juga:
Fenomena Langka, 6 Planet Bakal Berbaris di Angkasa Awal Juni 2024
"Cretapsara athanata tampaknya mewakili kepiting non-laut tertua dalam catatan, menjembatani kesenjangan antara prediksi waktu molekuler pemisahan kepiting non-laut (130 juta tahun lalu) dan catatan fosil mereka yang jauh lebih muda (75-50 juta tahun yang lalu)," kata penulis studi Dr Javier Luque dikutip dari IFL Science.
"Ini juga memberi tahu kita bahwa kepiting sejati telah menaklukkan habitat non-laut secara mandiri lebih dari puluhan kali sejak pertengahan zaman Kapur," sambungnya.
Luque dan timnya tertarik untuk mempelajari mekanisme menarik di balik karsinasi alias fenomena evolusi yang aneh di mana begitu banyak hal memutuskan hewan ini berubah menjadi kepiting seperti sekarang.
"Kami ingin mempelajari lebih dalam mengapa hal-hal terus berevolusi menjadi kepiting, untuk menyelidiki transisi mereka dari laut ke darat dan air tawar, dan evolusi dan diversifikasi mereka dari waktu ke waktu yang mengarah ke bentuk modern yang terlihat saat ini," jelas Luque.
Untuk itu Luque dan timnya membangun silsilah kehidupan kepiting yang paling lengkap, sebagai bagian dari proyek yang didanai oleh National Science Foundation dengan tim dari Florida International University dan Harvard University. [rin]