WahanaNews.co | YouTube melakukan pemblokiran terhadap video berkonten anti-vaksin, menyusul pemblokiran berita bohong dan misinformasi soal vaksin Covid-19.
YouTube dilaporkan menghapus sejumlah kanal video dari aktivis anti-vaksin terkenal, termasuk Joseph Mercola dan Rebert F. Kennedy Jr.. Ahli menyatakan kedua orang tersebut berkontribusi menyebarkan keraguan yang berdampak pada melambatnya program vaksin di Amerika Serikat.
Baca Juga:
Polisi Bongkar Penipuan Modus Like & Subscribe YouTube Dikendalikan dari kamboja
Kebijakan baru dari YouTube ini diumumkan lewat blog resmi menyusul kebijakan sebelumnya yang melakukan pemblokiran terhadap misinformasi terkait vaksin Covid-19.
Contoh konten yang tidak diizinkan oleh YouTube adalah konten yang mengandung klaim vaksin flu menyebabkan kemandulan. Selain itu, informasi suntikan MMR yang melindungi dari serangan campak, gondok, dan rubella dapat menyebabkan autisme.
Langkah yang diambil YouTube untuk memblokir konten-konten anti vaksin dimulai karena banyak kritikan yang datang kepada YouTube dan beberapa raksasa teknologi lain seperti Facebook dan Twitter. Kritikan tersebut menyebut raksasa teknologi ini belum melakukan upaya yang cukup untuk menghentikan penyebaran informasi kesehatan yang salah di platform mereka.
Baca Juga:
YouTube Segera Hadirkan Fitur Sleep Timer
Meski demikian, sikap YouTube yang keras dalam memerangi misinformasi ini menimbulkan berbagai reaksi di seluruh dunia.
Pada Selasa (28/9), sebuah saluran siaran berbahasa Jerman yang didukung Rusia bernama RT dihapus oleh YouTube setelah diduga melanggar aturan misinformasi Covid-19 dari YouTube.
Kemudian Rusia pada hari berikutnya menyebut hal tersebut sebagai agresi informasi, dan mengancam akan memblokir YouTube, seperti dilaporkan Reuters.