WahanaNews.co | Para ilmuwan menyebut bahwa asteroid seukuran gedung pencakar langit berpotensi bahaya melintasi bumi kemarin.
Batu luar angkasa yang dinamakan Asteroid 2007 FF1 ini melesat melintasi bumi dengan kecepatan 47.950 kilometer per jam. Dikutip dari Live Science, Sabtu (2/4/2022), asteroid ini melintasi bumi dalam jarak kira-kira 7,4 juta kilometer dari Bumi atau sekitar 30 kali jarak rata-rata antara Bumi dan bulan.
Baca Juga:
Lebih Horor Dibanding Ramalan Baba Vanga, Ini Prediksi NASA di Tahun 2024
Menurut informasi dari Jet Propulsion Laboratory NASA di California dan International Astronomical Union, lintasan asteroid ini merupakan yang terdekat sejak penemuan asteroid pada tahun 2007.
Asteroid yang diberi nama 2007 FF1 ini merupakan asteroid kelas Apollo yang mengorbit matahari dan melintasi jalur orbit Bumi. Asteroid 2007 FF1 mengorbit matahari setiap 684 hari dan sering kali datang dalam jarak beberapa puluh juta mil dari bumi.
Pendekatan terakhir Asteroid 2007 FF1 ini terjadi pada Agustus 2020 yang berjarak 17,3 juta km dari Bumi dengan kecepatan sekitar 47.950 kilometer per jam, menurut SpaceReference.org
Baca Juga:
NASA Tangkap Sinyal Laser Pada Jarak 16 Juta Km dari Bumi
Asteroid berdiameter antara 110 hingga 200 meter ini dianggap berpotensi berbahaya karena ukurannya dan jaraknya yang relatif dekat dengan Bumi.
Namun, proyeksi jalur asteroid selama beberapa dekade mendatang menunjukkan bahwa itu tidak akan datang lebih dekat dari ini di masa mendatang.
Menurut SpaceReference.org, pendekatan terdekat berikutnya diperkirakan terjadi pada 2 April 2037, ketika asteroid akan mencapai jarak minimum ke Bumi sekitar 7,9 juta kilometer.
NASA dan badan antariksa lainnya memantau objek dekat Bumi ini dengan cermat. Pada November 2021, NASA meluncurkan pesawat ruang angkasa yang akan membelokkan asteroid yang disebut Double Asteroid Redirection Test (DART).
DART akan menghantam asteroid Dimorphos selebar 160 meter pada musim gugur 2022. Tabrakan itu tidak akan menghancurkan asteroid tetapi hanya akan mengubah jalur orbit batu sedikit. Misi ini akan membantu menguji kelayakan defleksi asteroid, jika beberapa asteroid di masa depan menimbulkan ancaman bagi bumi. [bay]