Selain itu, juga terdeteksi peradangan dalam analisis darah dan peningkatan kadar nitrogen urea dalam korelasi dengan hasil USG yang menunjukkan penebalan dinding pelvis renalis dan dinding vesika urinaria.
Rudianto menyampaikan bahwa hasil diagnosa dari pemeriksaan kesehatan pada saat itu adalah pneumonia dan penyakit ginjal.
Baca Juga:
WWS: Tak Hanya 5 Harimau, Kuda dan Beruang Penghuni Medan Zoo Juga Mati
Sebelum ditemukan meninggal di kandangnya, Nurhaliza menunjukkan gejala kelesuan, penurunan nafsu makan selama sebulan terakhir, disertai dengan napas yang berat dan bersuara.
Dari pengamatan kondisinya, pergerakan harimau tersebut menjadi lambat dan lemah, juga mengalami kesulitan bernapas, serta sering muntah setelah makan.
Di sisi lain, Rudianto mengungkapkan, berkaitan dengan pengelolaan satwa, BBKSDA Sumatera Utara telah melakukan pemantauan terhadap Lembaga Konservasi Medan Zoo sejak April 2023.
Baca Juga:
Harimau di Medan Zoo Mati Lagi, Bobby: Sudah Tua dan Sakit-sakitan
Dari pemantauan tersebut didapatkan fakta bahwa pengelolaan satwa belum memenuhi standar pengelolaan lembaga konservasi, terutama animal walfare, fasilitas kandang dan tata kelola lingkungan.
Kondisi tersebut terlihat dari kandang satwa buas yang kurang baik, seperti kandang yang sudah mulai rusak, lembab, dan mengakibatkan penurunan kesehatan satwa.
Menindaklajuti hasil pemantauan April 2023 tersebut, Balai Besar KSDA Sumatera Utara telah memanggil manajemen Medan Zoo pada November 2023 untuk melaporkan perkembangan atas hasil monitoring tersebut.