Penanganan di lokasi ini menggunakan tanggul pasir sementara mengingat area tersebut berada di bawah kewenangan Pelindo. "Karena wilayahnya Pelindo, jadi untuk pembangunan tanggul permanen tidak bisa langsung kita lakukan. Tanggul pasir dipilih karena fleksibel dan bisa dipindah sesuai kebutuhan penanganan," ujar Pendi.
Kemudian lokasi ketiga berada di kawasan Pengedokan Mandala Bahari, yang juga mengalami limpasan dari area pergudangan yang berbatasan langsung dengan air laut.
Baca Juga:
BPN Jakut Digeruduk 2 Ribu Warga Sunter, Tuntut Buka Blokir Sertifikat Tanah
Menurut dia, kondisi di Mandala Bahari cukup kompleks karena terdapat bangunan-bangunan warga yang berdiri sangat dekat dengan garis air.
Ia mengatakan di Mandala Bahari sebenarnya sisi tanggul yang permanen sudah aman tapi ada satu titik yang berada di kawasan pergudangan dan rumah-rumah warga.
"Limpasan terjadi dari area itu, dan karena status bangunannya belum jelas, koordinasi harus dilakukan lebih hati-hati," ucapnya.
Baca Juga:
Bikin Emak-emak Ketakutan, ABG Pengamen Pocong Dihentikan Polisi
Pendi menuturkan rencana membuat tanggul di sisi depan area permukiman sempat tertunda karena mendapat penolakan warga.
"Dulu saat mau di tanggul di depannya, kami sempat didemo. Karena itu, sekarang kami tidak memaksakan. Tapi akibatnya air kembali masuk ke jalan," katanya.
Pemprov DKI Bakal Perkuat Struktur Tanggul Muara Baru di 2026